Translate

Senin, 15 September 2014

PENGKAJI KEISLAMAN OUTSIDER, INSIDER DAN SCOPE KAJIAN ISLAM

BAB 1
PENDAHULUAN

A.     Latar belakang
            Pengkajian Islam jika dilihat dari sisi para pengkajinya, dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yakni kelompok Outsider dan Insider . Dalam tradisi lama,kajian keislaman dalam perspektif Insider lebih bersifat transmisi karena mereka melakukan kajian dan penelitian lebih banyak mengulang dari apa saja yang telah disampaikan oleh gurunya. Islam saat ini tidak lagi dipandang sebagai agama eksklusif, namun sebaliknya, sebagai agama yang insklusif. Hal ini tampaknya menunjukkan suatu fakta bahwa Islam sebagai agama yang mengayomi seluruh umat manusia menjadi realitas yang terbuka dalam pembuktiannya.
                                                        
B.     Rumusan Masalah
  1. Apa Karakteristik Islamic studies ?
  2. Bagaimana Islamic Studies dalam Perspektif  Outsider ?
  3. Bagaimana Islamic Studies dalam Perspektif Insider ?

C.     Tujuan
  1. Untuk mengetahui  Karakteristik Islamic studies!
  2. Untuk mengetahui Islamic Studies dalam Perspektif  Outsider!
  3. Untuk mengetahui Islamic Studies dalam Perspektif  Insider !

D.    Sasaran Yang Ingin Di Capai
            Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis sendiri dan bagi pembaca lainnya serta menambah wawasan dalam bidang karya ilmiah


  

BAB II
PENGKAJI KEISLAMAN OUTSIDER, INSIDER
DAN SCOPE KAJIAN ISLAM

A. Karakteristik Islamic Studies
             Pengkajian Islam jika dilihat dari sisi para pengkajinya, dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yakni kelompok Outsider dan Insider . Islam saat ini tidak lagi dipandang sebagai agama eksklusif, namun sebaliknya, sebagai agama yang insklusif. Hal ini tampaknya menunjukkan suatu fakta bahwa Islam sebagai agama yang mengayomi seluruh umat manusia menjadi realitas yang terbuka dalam pembuktiannya.
             Islam sebagai agama samawi, sepanjang sejarah, telah ditelaah oleh dua kalangan di atas dengan berbagai perspektif maupun pendekatan yang mereka kuasai. Dalam perkembangannya, dari kalangan Insider, para tokoh yang muncul adalah sarjana-sarjana dari kalangan muslim yang memiliki pandangan kritis dalam mengkaji Islam. Mereka tidak sampai pada peningkaran dogma-dogma agama secara absolut, namun mereka dalam mengkaji Islam lebih kritis jika dibandingkan pandangan umum masyarakat Islam.[1]
            Untuk melihat lebih jauh dan mendudukkannya secara tepat dan porposional terhadap dua kelompok pengkajikan Islam ( Outsider dan Insider ) tersebut di atas, penulis akan memaparkan deskripsi keduanya berdasarkan informasi pustaka dan kenyataan yang ada.

1.      Islamic Studies Dalam Perspektif Outsider
            Pengkajian keislaman dapat pula dilakukan oleh para ilmuan dari luar kalangan Islam sendiri. Sarjana-sarjana Barat tampaknyaamat tertarik dengan dinamika um at Muslim di dunia ini. Fenomena ini telah muncul sejak lama ketika sarjana Barat merasa perlu melakukan sikap pertahanan diri atas keyakinan yang diyakininya hingga sekarang mereka memandang perlu melakukan pengkajian Islam berdasarkan bagaimana Islam dipahami oleh umatnya. Pemahaman dan langkah penelitian dengan dasar bagaimana Islam dipahami oleh umatnya ini dikenal dengan pendekatan fenomenologi. Mereka sadar bahwa selama ini banyak sarjana Barat telah melakukan pendekatan yang salah karena mereka menggunakan paradigma dan teori mereka sendiri dalam mengkaji Islam sehingga pembahasannya menjadi bias, tidak lagi objektif  berdasarkan realitas Islam yang dipahami dan diamalkan oleh umatnya.
            Kajian keislaman dalam perspektif outsider sebenarnya pada mulanya berangkat dari semangat pemahaman kajian orientalis. Di samping itu, terdapat fenomena yang menyeruak di hadapan para sarjana Barat bahwa Islam merupakan sebuah agama yang sangat cepat perkembangannya, bahkan secara kuantitas sudah mendekati jumlah komunitas Kristen di dunia ini.
            Studi islam yang dilakukan oleh kebanyakan sarjana-sarjana Barat yang non- Muslim itu kemudian disebut Islamic Studies dalam perspektif  Outsider. Sebagaimana telah dijelaskan di atas, Islam bukan lagi sebagai otoritas mutlak bagi umat pemeluknya dalam pengkajiannya, namun terbuka bagi kalangan mana saja untuk melakukan kajian Islam, akan tetapi dalam kajian keislaman ini ada dua hal yang perlu diperhatikan.
            Beberapa dasawarsa terakhir ini, studi keislaman sudah diterima dengan mantap dalam dunia keilmuan di Barat sebagai satu spesialisasi disiplin keilmuan yang di akui.  Pada awalnya, kajian keislaman merupakan bagian terpenting bagi oriantelisme. Hal ini kemudian mengakibatkan metodelogi yang berkembang dalam disiplin filologi dan sejarah terus berperan dalam kajian keislaman hingga saat ini. [2]
            Kajian keislaman dalam perspektif outsider ini telah melahirkan beberapa hasil penelitian. Beberapa buku perkenalan umum tentang Islam sebagai agama dan peradaban oleh penulis tunggal menunjukkan pentingnya pendekatan multi-disipliner, meskipun pencarian suatu karya ideal dalam kapasitas ini masih terus berlangsung dan tujuannya mungkin akan terus bergema. Di samping itu, karya klasik  Marshall GS. Hodgson, The Venture of Islam ( 1961 ) merupakan tulisan yang mendobrak pendekatan lama terhadap sejarah dan umat  Islam masih terus dipergunakan. Hasil penelitian ini terdiri dari tiga jilid sesuai pembagian sejarah Islam. Disamping tebalnya buku ini, gaya bahasanya yang khas dan berbelit-belit sering membuat banyak mahasiswa, termasuk orang Amerika sendiri, mengalami kesulitan dalam memahaminya, hingga sering dianggap sebagai bacaan lanjutan bagi yang ingin mendalami subjek keislaman.


2.      Islamic Studies dalam Perspektif Insider
            Islam sebagai objek kajian senantiasa menarik sering dengan berkembangnya pendekatan , disiplin ilmu, dan metodelogi. Oleh karena itu, pengkajian Islam yang dilakukan oleh para ilmuan baik dari kalangan sarjana Muslim sendiri maupun sarjana Barat tidak akan berhenti. Ketertarikan para peneliti tampaknya lebih merupakan kedinamisan Islam dan masyarakatnya, dank arena banyaknya tantangan yang dihadapi Umat Muslim dalam mengaktualisasikan  ajaran-ajarannya. Kajian dari kalangan Insider lebih dalam lagi karena ingin memberikan respons Islam atas tantangan kontemporer.
            Pengkajian Islam dalam perspektif insider kini mulai menunjukkan kecenderungan yang cukup kritis. Dari segi ajaran, buku Fazlur Rahman, Islam (edisi kedua 1979) yang sudah mengalami banyak cetak ulang, merupakan buku pengantar wajib untuk mata kuliah Islamic Studies di universitas di Eropa dan Amerika. Kajian kritis tentang Islam telah dilakukan oleh Nashr Hamid Abu Zayd dalam bukunya, Naqd al-Khithab al-Dini (1994) merupakan buku yang mengkaji tentang wacana agama dengan perspektif wacana Islam kritis. Buku ini menjelaskan bahwa pertentangan dalam wacana agama yang terjadi sekarang ini bukanlah sekadar pertentangan di seputar teks-teks agama ataupun interpretasi terhadapnya, melainkan pertentangan menyeluruh yang meliputi semua aspek kesejarahan, social, politik dan ekonomi; pertentangan yang melibatkan kekuatan-kekuatan takhayul dan mitos atas nama agama.
            Buku Alwi Shihab, Membedah Islam di Barat: Menepis Tudingan, Meluruskan Kesalahpahaman (2004) merupakan satu buku yang banyak mendapat pujian dari berbagai kalangan. [3]
           Tulisan Bassam Tibi (et.al.), Islamic Political Ethic: civil Society, Plurarism, and Ethics, yang diterjemahkan oleh Syafiq Hasyim dkk. Menjadi Etika Politik Islam: Civil Society, Pluralisme, dan Konflik (2005). Buku ini memang ditulis oleh sepuluh ilmuan. Para pengarang mengkaji etika politik Islam tentang Civil Society, batas wilayah, pluralisme, perang dan damai. Mereka membahas pertanyaan-pertanyaan tentang keragaman, yang mendiskusikan antara lain kebijakan rezim-rezim Islamis terhadap wanita dan minoritas agama. Bab-bab tentang perang dan damai membahas isu-isu penting dan hangat seperti etika islam tentang jihad, yang mengkaji baik kondisi-kondisi yang sah untuk mendeklarasikan perang dan cara perang yang layak.
            Dalam pembahasan mereka, para penulis buku ini menganalisis karya-karya penulis klasik dan sejumlah reinterpretasi modern. Akan tetapi, diluar analisis pemikir kontemporer dan klasik ini, tulisan-tulisan dalam buku ini juga menggunakan dua sumber dasar etika Islam-Alquran dan hadist untuk mendapatkan pencerahan segar tentang bagaimana Islam dan orang-orang memberikan sumbangan pada masyarakat ia abad ke-21 ini.
            Para penulis buku ini, disamping Bassam Tibi adalah Dale F. Eickelman, Sohai H.Hasyim, Farhad Kazemi, John Kelsey, Muhammad Khalid Masud, Sulayman Nyang, dan M. Raquibuz Zaman. Para penulis ini tidak semuanya Muslim.





BAB III
PENUTUP

A.     KESIMPULAN
             Pengkajian Islam jika dilihat dari sisI para pengkajinya, dapat dikategorikan dalam dua kelompok, yakni kelompok Outsider dan Insider . Dalam tradisi lama,kajian keislaman dalam perspektif Insider lebih bersifat transmisi karena mereka melakukan kajian dan penelitian lebih banyak mengulang dari apa saja yang telah disampaikan oleh gurunya Islam saat ini tidaK lagi dipandang sebagai agama eksklusif, namun sebaliknya, sebagai agama yang insklusif. Hal ini tampaknya menunjukkan suatu fakta bahwa Islam sebagai agama yang mengayomi seluruh umat manusia menjadi realitas yang terbuka dalam pembuktiannya.



B.     SARAN
            Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat terutama bagi penulis sendiri dan bagi pembaca lainnya serta menambah wawasan dalam bidang karya ilmiah




DAFTAR PUSTAKA


Dr. Jamali Sahrodi, Metodelogi Studi Islam, Bandung :Pustaka Setia,2008

Nur A. Fadhil Lubis, Beberapa Trend Baru dalam Kajian Keislaman di Amerika Serikat: Suatu Survey kepustakaaan, makalah: 1994

Alwi Shihab, Membedah Islam di Barat: Menepis Tudingan, Meluruskan Kesalahpahaman, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2004



[1] Dr. Jamali Sahrodi, Metodelogi Studi Islam, ( Bandung :Pustaka Setia,2008 ) hlm,179
[2] Nur A. Fadhil Lubis, Beberapa Trend Baru dalam Kajian Keislaman di Amerika Serikat: Suatu Survey kepustakaaan, (makalah: 1994), hlm.3
[3] Alwi Shihab, Membedah Islam di Barat: Menepis Tudingan, Meluruskan Kesalahpahaman,( Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,2004)

AMALAN AGAR SELAMAT IMAN KETIKA SAKARATUL MAUT

🔔 FAEDAH🔔 فائدة عن سيدى عبد الوهاب الشعرانى نفعنا الله به أن من واظب على قراءة هذين البيتين فى كل يوم جمعة توفاه الله على الإسلام م...