KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Segala puji hanyalah milik
Allah yang telah menciptakan alam ini, Allah yang telah menganugerahkan pikiran
kepada hamba, sehingga hamba dapat mengatur waktu yang dimilikinya untuk
mencapai keinginan yang diharapkan.
Shalawat dan Salam semoga
selalu terlimpahkan kepada Rasulullah Nabi Muhammad saw. Dengan diutus beliau
manusia dapat merasakan kenikmatan hidup dalam agama Islam sehingga ummat
manusia dapat hidup dengan kesatuan dan persatuan demi tercapainya sebuah kebajikan
yang manusia harapkan.
Ucapan terima kasih kami
kepada kawan-kawan yang telah sudi membantu kami dalam menyelesaikan makalah
ini. Ucapan terima kasih kami pula kepada Bapak Drs. Al-Ghazali, M. Pd
yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah yang berjudul Kepemimpinan Pendidikan dan Efektivitas
Kepemimpinan.
Semoga dengan hadirnya
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua....
Wallahul Muwafiq Ilallah...
Matang Geulumpang Dua,
07 September 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................... i
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................ 2
BAB II KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
DAN
EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN............................................ 3
A. Kepemimpinan Pendidikan....................................................................... 3
1. Pengertian Kepemimpinan.................................................................. 3
2. Tipe Kepemimpinan............................................................................ 4
3. Fungsi Kepemimpinan......................................................................... 6
B. Efektivitas Kepemimpinan........................................................................ 8
1. Pengertian Efektivitas......................................................................... 8
2. Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan......... 9
BAB III PENUTUP............................................................................................. 11
A. Kesimpulan................................................................................................ 11
B. Saran.......................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai suatu
organisasi, lembaga pendidikan memerlukan tidak hanya seorang manajer untuk
mengelola sumber daya lembaga pendidikan yang lebih banyak berkonsentrasi pada
permasalahan anggaran dan persoalan administratif lainnya, tetapi juga
memerlukan pimpinan yang mampu menciptakan sebuah visi dan semua komponen
individu yang terkait dengan lembaga pendidikan. Pemimpin maupun manajer
diperlukan dalam pengelolaan lembaga pendidikan. Berbeda dengan organisasi
lain, lembaga pendidikan merupakan bentuk organisasi moral yang berbeda dengan
bentuk organisasi lainnya. Sebagai suatu organisasi, kesuksesan lembaga
pendidikan,tidak hanya di tentukan oleh kepemimpinan pendidikan, tetapi juga
oleh tenaga kependidikan lainnya dan proses lembaga pendidikan itu sendiri.
Kepemimpinan pendidikan berkewajiban untuk mengkoordinasikan ketenagaan
pendidikan di lembaga pendidikan untuk menjamin teraplikasinya peraturan pada
lembaga pendidikan.
Kepemimpinan
pada hakikatnya merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membina,
membimbing, mengarahkan dan mengerakkan orang lain agar dapat bekerjasama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut,
pemimpin perlu melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah mengarahkan
orang-orang yang terlibat dalam organisasi yang dipimpinnya. Dengan kata lain
tercapai atau tidak tujuan suatu organisasi sangat tergantung pada pimpinannya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian kepemimpinan
2.
Apa saja tipe kepemimpinan
3.
Apa fungsi kepemimpinan pendidikan
4.
Apa pengertian efektivitas kepemimpinan
5.
Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi
efektivitas kepemimpinan
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
2. Untuk mengetahui tipe kepemimpinan
3. Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan pendidikan
4. Untuk mengetahui pengertian efektivitas kepemimpinan
5. Untuk mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas kepemimpinan
BAB II
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN
A.
Kepemimpinan Pendidikan
1.
Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
Kepemimpinan (leadership)
adalah kegiatan manusia dalam kehidupan. Secara etimologi, kepemimpinan dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “pimpin” yang jika
mendapat awalan “me” menjadi “memimpin” yang berarti
menuntun, menunjukkan jalan dan membimbing. Perkataan lain yang sama
pengertiannya adalah mengetuai, mengepalai, memandu dan melatih dalam arti
mendidik dan mengajari supaya dapat mengerjakan sendiri. Adapun pemimpin
berarti orang yang memimpin atau mengetuai atau mengepalai. Sedang kepemimpinan
menunjukkan pada semua perihal dalam memimpin, termasuk kegiatannya.[1]
Menurut
Robbins kepemimpinan adalah kemampuan memengaruhi sekelompok anggota agar
bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Sumber dari pengaruh dapat diperoleh
secara formal yaitu dengan menduduki suatu jabatan manajerial yang didudukinya
dalam suatu organisasi.
Sedangkan
menurut Toha bahwa kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang
lain atau seni mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku
manusia, baik perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan dapat terjadi di mana
saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku
orang-orang lain ke arah tercapainya suatu tujuan tertentu.
Maka
dari beberapa definisi diatas kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan,
mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasihati, membina,
membimbing, melatih, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau
perlu) dengan maksud agar manusia sebagai bagian dari organisasi mau bekerja
dalam rangka mencapai tujuannya sendiri maupun organisasi secara efektif dan
efisien.[2]
2.
Tipe Kepemimpinan
Dalam
melaksanakan fungsi kepemimpinan maka akan berlangsung aktivitas kepemimpinan.
Hal ini apabila dipilah-pilah maka akan terlihat gaya kepemimpinan dengan pola
masing-masing.[3]
Menurut Isjoni, dalam bukunya Manajemen Kepemimpinan dalam Pendidikan,
tipe-tipe kepemimpinan antara lain:
1. Partisivatif
Kepemimipinan yang partisivatif adalah suatu
cara memimpin yang memungkinkan para bawahan turut serta dalam proses
pengambilan keputusan, bila ternyata proses tadi mempengaruhi kelompok, atau
bila memang kelompok (bawahan) ini mampu turut berperan dalam pengambilan
keputusan dalam hal ini atasan tidak hanya memberikan kesempatan kepada mereka
yang berinisiatip akan tetapi akan membantu mereka menyelesaikan tugas mereka
sendiri, misal dengan memberikan fasilitas.
Pemimpin di sini bermaksud untuk mengembangkan
rasa tanggung jawab bawahan dalam mencapai tujuan kelompok, organisasi atau
lembaga, dengan menggunakan cara memberi pujian, atau juga memberikan kritik
yang membangun walau pada akhirnya tanggung jawab untuk membuat keputusan itu
ada ada tangan pemimpin namun dalam prosesnya, pengambilan keputusan itu
dikerjakan besama-sama dalam anggota kelompok.
2. Laisser
faire (bebas)
Dengan cara ini seorang pemimpin akan meletakan
tanggung jawab pengambilan keputusan sepenuhnya kepada para bawahan. Disini
pemimpin hanya sedikit saja atau hampir sama sekali tidak memberikan
pengarahan. Sudah barang tentu dengan cara ini maksud pemimpin adalah
menggangap bawahanya sudah dewasa, dan tau apa kewajibannya. Dalam cara
ini komunikasi antar bawahan, maupun antara bawahan dengan pemimpinanya kurang
sekali.[4]
Dan setiap pemimpin memiliki karakteristik atau
tipe kepemimpinan yang berbeda-beda antar satu pemimpin dengan pemimpin yang
lain. Konsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinan dan
kekuasaaan yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap kepemimpinan, sifat dan
kegiatan yang dikembangkan dalam lembaga pendidikan yang akan dipimpinnya
sehingga akan mempengaruhi kualitas hasil kerja yang akan dicapai
oleh lembaga pendidikan tersebut.
Bentuk-bentuk kepemimpinan sering kita jumpai
dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Tetapi disekolahpun terdapat
berbagai macam tipe kepemimpinan ini. Sebagai pemimpin pendidikan yang officiat
leader, yang cara kerja dan cara bergaulnya dapat dipertanggungjawabkan dan
bisa menggerakkan orang lain untuk turut serta mengerjakan sesuatu yang berguna
bagi kehidupannya.
Berdasarkan sifat dan konsep kepemimpinan
maka Seokarto mengutarakan ada tiga tipe pokok kepemimpinan yaitu :
tipe otoriter, tipe laissez faire dan tipe demokrasi.[5]
1. Tipe
Otoriter
Pada kepemimpinan yang otoriter, semua
kebijakan dasar ditetapkan oleh pemimpin sendiri dan pelaksanaan selanjutnya
ditugaskan kepada bawahannya. Semua perintah, pemberian tugas dilakukan tanpa
mengadakan konsultasi sebelumnya dengan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin
otoriter berasumsi bahwa maju mundurnya organisasi hanya tergantung pada dirinya.[6]
2. Tipe
Laissez Faire
Pada tipe “laissez faire” ini, pemimpin
memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada setiap anggota staf di dalam
tata prosedur dan apa yang akan dikerjakan untuk pelaksanaan tugas-tugas
jabatan mereka. Mereka mengambil keputusan dengan siapa ia hendak bekerjasama.
Dalam penetapannya menjadi hak sepenuhnya dari anggota kelompok atau staf
lembaga pendidikan itu. Apabila hal ini kita jumpai di sekolah, maka dalam hal
ini bila akan menyelenggarakan rapat guru biasanya dilaksanakan tanpa kontak
pimpinan (Kepala Sekolah), tetapi bisa dilakukan tanpa acara. Rapat bisa
dilakukan selagi anggota/guru-guru dalam sekolah tersebut menghendakinya.[7]
3. Tipe
demokratis
Dalam tipe kepemimpinan ini seorang pemimpin
selalu mengikut sertakan seluruh anggota kelompoknya dalam mengambil keputusan,
kepala sekolah yang bersifat demikian akan akan selalu menghargai pendapat
anggota/guru-guru yang ada dibawahnya dalam rangka membina sekolahnya.
Dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk
mencapai kepemimpinan yang demokratis, aktivitas pemimpin harus :
v Meningkatkan
interaksi kelompok dan perencanaan kooperatif.
v Menciptakan
iklim yang sehat untuk perkembangan individual dan memecahkan pemimpin-pemimpin
yang potensial.[8]
3.
Fungsi Kepemimpinan
Pendidikan
Menurut Prof. Dr. H. Dailami Firdaus, SH, tugas
pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan, mengelompokkan, memberi petunjuk,
mendidik, membimbing dan sebagainya agar para bawahan mengikuti jejak pemimpin
mencapai tujuan organisasi, hanya dapat dilaksanakan secara baik bila seorang
pemimpin menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Diantara fungsi
kepemimpinan antara lain:
1. Fungsi
Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang
menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab
tercapainya tujuan organisasi. Manfaat-manfaat tersebut antara lain :
a. Perencanaan
merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaan untuk memutuskan
apa yang akan dilakukan;
b. Perencanaan
berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan-keputusan yang berdasarkan
atas fakta-fakta yang diketahui;
c. Perencanaan
berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan
dan tujuan atau target yang akan dicapai.
2. Fungsi
memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke
depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada
terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses
pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangsung terus menerus tanpa
mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin
harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi
sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun
yang besar.
3. Fungsi
pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara
pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam
organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus
memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku
sehari-hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah
mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
4. Fungsi
Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin
untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya
pengawasan maka hambatan-hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan
sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang telah ditetapkan
dalam rencana.
5. Fungsi
mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi
kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang
menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang
berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara
individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul
tertulis dan lain sebagainya.
6. Fungsi
memberi motivasi
Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh
perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat,
membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan
prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah
yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat
diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya
diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya. Di lain pihak, seorang pemimpin
harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap anak buahnya yang
menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan
organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal
dengan kesalahannya.
B.
Efektivitas Kepemimpinan
1.
Pengertian Efektivitas
Berdasarkan
Ensiklopedi Umum Administrasi, efektivitas berasal dari kata kerja efektif,
berarti terjadinya suatu akibat atau efek yang dikehendaki dalam
perbuatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif
berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab,
dapat membawa hasil. Jadi, efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi
berhasil mendapatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.[9]
Kata
efektivitas sering diikuti dengan kata efisiensi, dimana kedua kata tersebut
sangat berhubungan dengan produktivitas dari suatu tindakan atau hasil yang
diinginkan. Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil kerja berupa
barang atau jasa dengan sumber-sumber bahan/tenaga yang terpakai dalam peoses
produksi itu. Kata produktif pada umumnya diartikan sebagai kemampuan pada
seseorang atau alat untuk menghasilkan sesuatu hasil kerja yang lebih banyak
dari pada ukuran biasa yang telah umum, misalnya pengarang yang produktif.
Suatu yang
efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum
tentu efektif. Dengan demikian istilah efektif adalah melakukan pekerjaan yang
benar dan sesuai serta dengan cara yang tepat untuk mencapai suatu
tujuan yang telah direncanakan. Sedangkan efisien adalah hasil dari usaha yang
telah dicapai lebih besar dari usaha yang dilakukan.
Dari pengertian
diatas, efektivitas dapat dikatakan sebagai keberhasilan pencapaian tujuan
organisasi dari 2 (dua) sudut pandang. Sudut pandang pertama, dari segi hasil
maka tujuan atau akibat yang dikehendaki telah tercapai. Kedua dari segi usaha
yang telah ditempuh atau dilaksanakan telah tercapai, sesuai dengan yang
ditentukan. Dengan demikian pengertian efektivitas dapat dikatakan sebagai
taraf tercapainya suatu tujuan tertentu, baik ditinjau dari segi hasil, maupun
segi usaha yang diukur dengan mutu, jumlah serta ketepatan waktu sesuai dengan
prosedur dan ukuran–ukuran tertentu sebagaimana yang telah digariskan dalam
peraturan yang telah ditetapkan.
2.
Faktor-faktor
Yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin Dalam Kepemimpinan
Menurut H.
Jodeph Reitz faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemimpin dalam
kepemimpinan meliputi:
a.
Kepribadian, pengalaman masa lalu dan harapan
pimpinan, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan
mempengaruhi pilihan akan gaya. Sebagai contoh, jika ia pernah sukses dengan
cara menghargai bawahan dalam pemenuhan kebutuhannya, cenderung akan menerapkan
gaya kepemimpina yang berorientasi kepada bawahan/orang.
b.
Pengharapan dan perilaku atasan, sebagai contoh
atasan yang secara jelas memakai gaya yang berorientasi pada tugas, cenderung
manajer menggunakan gaya itu.
c.
Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan,
mempengaruhi terhadap gaya kepemimpinan manajer. Sebagai contoh, karyawan yang
mempunyai kemampuan tinggi biasanya akan kurang memerlukan pendekatan yang
direktif dari pimpinan.
d.
Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga
mempengaruhi gaya pemimpin, sebagai contoh bawahan yang bekerja pada bagian
pengolahan data (litbang) menyukai pengarahan yang lebih berorientasi pada
tugas.
e.
Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi
harapan dan perilaku bawahan. Sebagai contoh kebijakan dalam pemberian
penghargaan, imbalan, dengan skala gaji yang ditunjang dengan insentif lain
(dana pensiun, bonus, cuti) akan mempengaruhi motivasi kerja bawahan.
f.
Harapan dan perilaku rekan, sebagai contoh
manajer membentuk persahabatan dengan rekan-rekan dalam organisasi. Sikap
mereka ada yang merusak reputasi, tidak mau kooperatif, berlomba memperebutkan
sumber daya, sehingga mempengaruhi perilaku rekannya.[10]
Berdasarkan
faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam
aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjang untuk
berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai
apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara
atasan dan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki
pemimpin, seperti motivasi untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam
hubungan sosial dengan sikap hubungan manusiawi.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi,
mengajak, mengarahkan, menasihati, membina, membimbing, melatih, menyuruh,
memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu) dengan maksud agar
manusia sebagai bagian dari organisasi mau bekerja dalam rangka mencapai
tujuannya sendiri maupun organisasi secara efektif dan efisien.
Menurut Isjoni,
dalam bukunya Manajemen Kepemimpinan dalam Pendidikan, tipe-tipe kepemimpinan
antara lain: Partisivatif dan Laisser faire. Sedangkan Seokarto mengutarakan
ada tiga tipe pokok kepemimpinan yaitu : tipe otoriter, tipe laissez faire dan
tipe demokrasi.
efektivitas
dapat dikatakan sebagai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi dari 2 (dua)
sudut pandang. Sudut pandang pertama, dari segi hasil maka tujuan atau akibat
yang dikehendaki telah tercapai. Kedua dari segi usaha yang telah ditempuh atau
dilaksanakan telah tercapai, sesuai dengan yang ditentukan. Dengan demikian
pengertian efektivitas dapat dikatakan sebagai taraf tercapainya suatu tujuan
tertentu, baik ditinjau dari segi hasil, maupun segi usaha yang diukur dengan
mutu, jumlah serta ketepatan waktu sesuai dengan prosedur dan ukuran–ukuran
tertentu sebagaimana yang telah digariskan dalam peraturan yang telah
ditetapkan.
B.
Saran
Dalam makalah ini masih
terdapat berbagai macam kekurangan baik dari segi penulisan, pembahasan dan
lain sebagainya. Maka penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga kiranya makalah
ini dapat bermanfaat bagi pribadi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Wahyu
Wijaswanto, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai
Pustaka, 1999
Margono, Educational
Leadership, Malang: UIN Malang Press, 2009
Veithzal
Rivai dan Dedy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi,
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010
Isjoni, Manajemen
Kepemimpinan dalam Pendidikan, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007
Seokarto
Indrafachrudi dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Surabaya:
Usana Offset Printing, 1983
Mulyadi, Kepemimpinan
kepala sekolah, Malang: Uin Maliki Press, 2010
Soetopo
hendyat,dkk, Kepemimpinan dan supervisi pendidikan, Malang: Bina
Aksara, 1984
Mulyasa, Manajemen
Berbasis sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004
Nanang
Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004
[3] Veithzal Rivai dan Dedy Mulyadi, Kepemimpinan
dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), halaman
36
[4] Isjoni, Manajemen Kepemimpinan dalam
Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007) halaman. 57-58
[5] Seokarto Indrafachrudi dkk, Pengantar Kepemimpinan
Pendidikan, (Surabaya: Usana Offset Printing, 1983), halaman. 49
[7] Soetopo hendyat,dkk, Kepemimpinan dan supervisi
pendidikan, (Malang: Bina Aksara, 1984), halaman. 8
[10] Nanang Fattah, Landasan Manajemen
Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), halaman. 98-100