Translate

Senin, 22 September 2014

KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN

KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
            Segala puji hanyalah milik Allah yang telah menciptakan alam ini, Allah yang telah menganugerahkan pikiran kepada hamba, sehingga hamba dapat mengatur waktu yang dimilikinya untuk mencapai keinginan yang diharapkan.
            Shalawat dan Salam semoga selalu terlimpahkan kepada Rasulullah Nabi Muhammad saw. Dengan diutus beliau manusia dapat merasakan kenikmatan hidup dalam agama Islam sehingga ummat manusia dapat hidup dengan kesatuan dan persatuan demi tercapainya sebuah kebajikan yang manusia harapkan.
            Ucapan terima kasih kami kepada kawan-kawan yang telah sudi membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih kami pula kepada Bapak Drs. Al-Ghazali, M. Pd yang telah membimbing kami dalam menyusun makalah yang berjudul  Kepemimpinan Pendidikan dan Efektivitas Kepemimpinan.
            Semoga dengan hadirnya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua....
Wallahul Muwafiq Ilallah...

Matang Geulumpang Dua,
07 September 2014

Penulis






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................      i
DAFTAR ISI........................................................................................................      ii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................      1
A.    Latar Belakang..........................................................................................      1
B.     Rumusan Masalah.....................................................................................      1
C.     Tujuan........................................................................................................      2

BAB II KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN
  DAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN............................................      3
A.    Kepemimpinan Pendidikan.......................................................................      3
1.      Pengertian Kepemimpinan..................................................................      3
2.      Tipe Kepemimpinan............................................................................      4
3.      Fungsi Kepemimpinan.........................................................................      6
B.     Efektivitas Kepemimpinan........................................................................      8
1.      Pengertian Efektivitas.........................................................................      8
2.      Faktor Yang Dapat Mempengaruhi Efektivitas Kepemimpinan.........      9

BAB III PENUTUP.............................................................................................      11
A.    Kesimpulan................................................................................................      11
B.     Saran..........................................................................................................      11

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................      12




BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sebagai suatu organisasi, lembaga pendidikan memerlukan tidak hanya seorang manajer untuk mengelola sumber daya lembaga pendidikan yang lebih banyak berkonsentrasi pada permasalahan anggaran dan persoalan administratif lainnya, tetapi juga memerlukan pimpinan yang mampu menciptakan sebuah visi dan semua komponen individu yang terkait dengan lembaga pendidikan. Pemimpin maupun manajer diperlukan dalam pengelolaan lembaga pendidikan. Berbeda dengan organisasi lain, lembaga pendidikan merupakan bentuk organisasi moral yang berbeda dengan bentuk organisasi lainnya. Sebagai suatu organisasi, kesuksesan lembaga pendidikan,tidak hanya di tentukan oleh kepemimpinan pendidikan, tetapi juga oleh tenaga kependidikan lainnya dan proses lembaga pendidikan itu sendiri. Kepemimpinan pendidikan berkewajiban untuk mengkoordinasikan ketenagaan pendidikan di lembaga pendidikan untuk menjamin teraplikasinya peraturan pada lembaga pendidikan.
Kepemimpinan pada hakikatnya merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk membina, membimbing, mengarahkan dan mengerakkan orang lain agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, pemimpin perlu melakukan serangkaian kegiatan diantaranya adalah mengarahkan orang-orang yang terlibat dalam organisasi yang dipimpinnya. Dengan kata lain tercapai atau tidak tujuan suatu organisasi sangat tergantung pada pimpinannya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian kepemimpinan
2.      Apa saja tipe kepemimpinan
3.      Apa fungsi kepemimpinan pendidikan
4.      Apa pengertian efektivitas kepemimpinan
5.      Apa saja faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas kepemimpinan
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan
2.      Untuk mengetahui tipe kepemimpinan
3.      Untuk mengetahui fungsi kepemimpinan pendidikan
4.      Untuk mengetahui pengertian efektivitas kepemimpinan
5.      Untuk mengetahui faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas kepemimpinan




BAB II
KEPEMIMPINAN PENDIDIKAN DAN EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN

A.    Kepemimpinan Pendidikan
1.      Pengertian Kepemimpinan Pendidikan
            Kepemimpinan (leadership) adalah kegiatan manusia dalam kehidupan. Secara etimologi, kepemimpinan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “pimpin” yang jika mendapat awalan “me” menjadi “memimpin” yang berarti menuntun, menunjukkan jalan dan membimbing. Perkataan lain yang sama pengertiannya adalah mengetuai, mengepalai, memandu dan melatih dalam arti mendidik dan mengajari supaya dapat mengerjakan sendiri. Adapun pemimpin berarti orang yang memimpin atau mengetuai atau mengepalai. Sedang kepemimpinan menunjukkan pada semua perihal dalam memimpin, termasuk kegiatannya.[1]
            Menurut Robbins kepemimpinan adalah kemampuan memengaruhi sekelompok anggota agar bekerja mencapai tujuan dan sasaran. Sumber dari pengaruh dapat diperoleh secara formal yaitu dengan menduduki suatu jabatan manajerial yang didudukinya dalam suatu organisasi.
            Sedangkan menurut Toha bahwa kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku orang lain atau seni mempengaruhi perilaku manusia, baik perorangan maupun kelompok. Kepemimpinan dapat terjadi di mana saja, asalkan seseorang menunjukkan kemampuannya mempengaruhi perilaku orang-orang lain ke arah tercapainya suatu tujuan tertentu.
            Maka dari beberapa definisi diatas kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasihati, membina, membimbing, melatih, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu) dengan maksud agar manusia sebagai bagian dari organisasi mau bekerja dalam rangka mencapai tujuannya sendiri maupun organisasi secara efektif dan efisien.[2]

2.      Tipe Kepemimpinan
            Dalam melaksanakan fungsi kepemimpinan maka akan berlangsung aktivitas kepemimpinan. Hal ini apabila dipilah-pilah maka akan terlihat gaya kepemimpinan dengan pola masing-masing.[3] Menurut Isjoni, dalam bukunya Manajemen Kepemimpinan dalam Pendidikan, tipe-tipe kepemimpinan antara lain:

1.      Partisivatif
Kepemimipinan yang partisivatif adalah suatu cara memimpin yang memungkinkan para bawahan turut serta dalam proses pengambilan keputusan, bila ternyata proses tadi mempengaruhi kelompok, atau bila memang kelompok (bawahan) ini mampu turut berperan dalam pengambilan keputusan dalam hal ini atasan tidak hanya memberikan kesempatan kepada mereka yang berinisiatip akan tetapi akan membantu mereka menyelesaikan tugas mereka sendiri, misal dengan memberikan fasilitas.
Pemimpin di sini bermaksud untuk mengembangkan rasa tanggung jawab bawahan dalam mencapai tujuan kelompok, organisasi atau lembaga, dengan menggunakan cara memberi pujian, atau juga memberikan kritik yang membangun walau pada akhirnya tanggung jawab untuk membuat keputusan itu ada ada tangan pemimpin namun dalam prosesnya, pengambilan keputusan itu dikerjakan besama-sama dalam anggota kelompok.

2.      Laisser faire (bebas)
Dengan cara ini seorang pemimpin akan meletakan tanggung jawab pengambilan keputusan sepenuhnya kepada para bawahan. Disini pemimpin hanya sedikit saja atau hampir sama sekali tidak memberikan pengarahan. Sudah barang tentu dengan cara ini maksud pemimpin adalah menggangap bawahanya sudah dewasa, dan tau apa kewajibannya. Dalam cara ini komunikasi antar bawahan, maupun antara bawahan dengan pemimpinanya kurang sekali.[4]
Dan setiap pemimpin memiliki karakteristik atau tipe kepemimpinan yang berbeda-beda antar satu pemimpin dengan pemimpin yang lain. Konsep seorang pemimpin pendidikan tentang kepemimpinan dan kekuasaaan yang memproyeksikan diri dalam bentuk sikap kepemimpinan, sifat dan kegiatan yang dikembangkan dalam lembaga pendidikan yang akan dipimpinnya sehingga akan mempengaruhi  kualitas hasil kerja yang akan dicapai oleh lembaga pendidikan tersebut.
Bentuk-bentuk kepemimpinan sering kita jumpai dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Tetapi disekolahpun terdapat berbagai macam tipe kepemimpinan ini. Sebagai pemimpin pendidikan yang officiat leader, yang cara kerja dan cara bergaulnya dapat dipertanggungjawabkan dan bisa menggerakkan orang lain untuk turut serta mengerjakan sesuatu yang berguna bagi kehidupannya.
Berdasarkan sifat dan konsep kepemimpinan maka Seokarto mengutarakan ada tiga tipe pokok kepemimpinan yaitu : tipe otoriter, tipe laissez faire dan tipe demokrasi.[5]

1.       Tipe Otoriter
Pada kepemimpinan yang otoriter, semua kebijakan dasar ditetapkan oleh pemimpin sendiri dan pelaksanaan selanjutnya ditugaskan kepada bawahannya. Semua perintah, pemberian tugas dilakukan tanpa mengadakan konsultasi sebelumnya dengan orang-orang yang dipimpinnya. Pemimpin otoriter berasumsi bahwa maju mundurnya organisasi hanya tergantung pada dirinya.[6]

2.       Tipe Laissez Faire
Pada tipe “laissez faire” ini, pemimpin memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada setiap anggota staf di dalam tata prosedur dan apa yang akan dikerjakan untuk pelaksanaan tugas-tugas jabatan mereka. Mereka mengambil keputusan dengan siapa ia hendak bekerjasama. Dalam penetapannya menjadi hak sepenuhnya dari anggota kelompok atau staf lembaga pendidikan itu. Apabila hal ini kita jumpai di sekolah, maka dalam hal ini bila akan menyelenggarakan rapat guru biasanya dilaksanakan tanpa kontak pimpinan (Kepala Sekolah), tetapi bisa dilakukan tanpa acara. Rapat bisa dilakukan selagi anggota/guru-guru dalam sekolah tersebut menghendakinya.[7]

3.      Tipe demokratis
Dalam tipe kepemimpinan ini seorang pemimpin selalu mengikut sertakan seluruh anggota kelompoknya dalam mengambil keputusan, kepala sekolah yang bersifat demikian akan akan selalu menghargai pendapat anggota/guru-guru yang ada dibawahnya dalam rangka membina sekolahnya.
Dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk mencapai kepemimpinan yang demokratis, aktivitas pemimpin harus :
v  Meningkatkan interaksi kelompok dan perencanaan kooperatif.
v  Menciptakan iklim yang sehat untuk perkembangan individual dan memecahkan pemimpin-pemimpin yang potensial.[8]

3.      Fungsi Kepemimpinan Pendidikan
Menurut Prof. Dr. H. Dailami Firdaus, SH, tugas pokok kepemimpinan yang berupa mengantarkan, mengelompokkan, memberi petunjuk, mendidik, membimbing dan sebagainya agar para bawahan mengikuti jejak pemimpin mencapai tujuan organisasi, hanya dapat dilaksanakan secara baik bila seorang pemimpin menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya. Diantara fungsi kepemimpinan antara lain:

1.      Fungsi Perencanaan
Seorang pemimpin perlu membuat perencanaan yang menyeluruh bagi organisasi dan bagi diri sendiri selaku penanggung jawab tercapainya tujuan organisasi. Manfaat-manfaat tersebut antara lain :
a.       Perencanaan merupakan hasil pemikiran dan analisa situasi dalam pekerjaan untuk memutuskan apa yang akan dilakukan;
b.      Perencanaan berarti pemikiran jauh ke depan disertai keputusan-keputusan yang berdasarkan atas fakta-fakta yang diketahui;
c.       Perencanaan berarti proyeksi atau penempatan diri ke situasi pekerjaan yang akan dilakukan dan tujuan atau target yang akan dicapai.

2.      Fungsi memandang ke depan
Seorang pemimpin yang senantiasa memandang ke depan berarti akan mampu mendorong apa yang akan terjadi serta selalu waspada terhadap kemungkinan. Hal ini memberikan jaminan bahwa jalannya proses pekerjaan ke arah yang dituju akan dapat berlangsung terus menerus tanpa mengalami hambatan dan penyimpangan yang merugikan. Oleh sebab seorang pemimpin harus peka terhadap perkembangan situasi baik di dalam maupun diluar organisasi sehingga mampu mendeteksi hambatan-hambatan yang muncul, baik yang kecil maupun yang besar.

3.      Fungsi pengembangan loyalitas
Pengembangan kesetiaan ini tidak saja diantara pengikut, tetapi juga untuk para pemimpin tingkat rendah dan menengah dalam organisai. Untuk mencapai kesetiaan ini, seseorang pemimpin sendiri harus memberi teladan baik dalam pemikiran, kata-kata, maupun tingkah laku sehari-hari yang menunjukkan kepada anak buahnya pemimpin sendiri tidak pernah mengingkari dan menyeleweng dari loyalitas segala sesuatu tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

4.      Fungsi Pengawasan
Fungsi pengawasan merupakan fungsi pemimpin untuk senantiasa meneliti kemampuan pelaksanaan rencana. Dengan adanya pengawasan maka hambatan-hambatan dapat segera diketemukan, untuk dipecahkan sehingga semua kegiatan kembali berlangsung menurut rel yang telah ditetapkan dalam rencana.

5.      Fungsi mengambil keputusan
Pengambilan keputusan merupakan fungsi kepemimpinan yang tidak mudah dilakukan. Oleh sebab itu banyak pemimpin yang menunda untuk melakukan pengambilan keputusan. Bahkan ada pemimpin yang kurang berani mengambil keputusan. Metode pengambilan keputusan dapat dilakukan secara individu, kelompok tim atau panitia, dewan, komisi, referendum, mengajukan usul tertulis dan lain sebagainya.

6.      Fungsi memberi motivasi
Seorang pemimpin perlu selalu bersikap penuh perhatian terhadap anak buahnya. Pemimpin harus dapat memberi semangat, membesarkan hati, mempengaruhi anak buahnya agar rajin bekerja dan menunjukkan prestasi yang baik terhadap organisasi yang dipimpinnya. Pemberian anugerah yang berupa ganjaran, hadiah, piujian atau ucapan terima kasih sangat diperlukan oleh anak buah sebab mereka merasa bahwa hasil jerih payahnya diperhatikan dan dihargai oleh pemimpinnya. Di lain pihak, seorang pemimpin harus berani dan mampu mengambil tindakan terhadap anak buahnya yang menyeleweng, yang malas dan yang telah berbuat salah sehingga merugikan organisasi, dengan jalan memberi celaan, teguran, dan hukuman yang setimpal dengan kesalahannya.

B.     Efektivitas Kepemimpinan
1.      Pengertian Efektivitas
Berdasarkan Ensiklopedi Umum Administrasi, efektivitas berasal dari kata kerja efektif, berarti terjadinya suatu akibat atau efek yang dikehendaki dalam perbuatan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya), manjur atau mujarab, dapat membawa hasil. Jadi, efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan operasional.[9]
Kata efektivitas sering diikuti dengan kata efisiensi, dimana kedua kata tersebut sangat berhubungan dengan produktivitas dari suatu tindakan atau hasil yang diinginkan. Produktivitas merupakan perbandingan antara hasil kerja berupa barang atau jasa dengan sumber-sumber bahan/tenaga yang terpakai dalam peoses produksi itu. Kata produktif pada umumnya diartikan sebagai kemampuan pada seseorang atau alat untuk menghasilkan sesuatu hasil kerja yang lebih banyak dari pada ukuran biasa yang telah umum, misalnya pengarang yang produktif.
Suatu yang efektif belum tentu efisien, demikian juga sebaliknya suatu yang efisien belum tentu efektif. Dengan demikian istilah efektif adalah melakukan pekerjaan yang benar dan sesuai serta dengan cara yang tepat untuk mencapai suatu tujuan yang telah direncanakan. Sedangkan efisien adalah hasil dari usaha yang telah dicapai lebih besar dari usaha yang dilakukan.
Dari pengertian diatas, efektivitas dapat dikatakan sebagai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi dari 2 (dua) sudut pandang. Sudut pandang pertama, dari segi hasil maka tujuan atau akibat yang dikehendaki telah tercapai. Kedua dari segi usaha yang telah ditempuh atau dilaksanakan telah tercapai, sesuai dengan yang ditentukan. Dengan demikian pengertian efektivitas dapat dikatakan sebagai taraf tercapainya suatu tujuan tertentu, baik ditinjau dari segi hasil, maupun segi usaha yang diukur dengan mutu, jumlah serta ketepatan waktu sesuai dengan prosedur dan ukuran–ukuran tertentu sebagaimana yang telah digariskan dalam peraturan yang telah ditetapkan.

2.      Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Efektivitas Pemimpin Dalam Kepemimpinan
Menurut H. Jodeph Reitz faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pemimpin dalam kepemimpinan meliputi:
a.       Kepribadian, pengalaman masa lalu dan harapan pimpinan, hal ini mencakup nilai-nilai, latar belakang dan pengalamannya akan mempengaruhi pilihan akan gaya. Sebagai contoh, jika ia pernah sukses dengan cara menghargai bawahan dalam pemenuhan kebutuhannya, cenderung akan menerapkan gaya kepemimpina yang berorientasi kepada bawahan/orang.
b.      Pengharapan dan perilaku atasan, sebagai contoh atasan yang secara jelas memakai gaya yang berorientasi pada tugas, cenderung manajer menggunakan gaya itu.
c.       Karakteristik, harapan dan perilaku bawahan, mempengaruhi terhadap gaya kepemimpinan manajer. Sebagai contoh, karyawan yang mempunyai kemampuan tinggi biasanya akan kurang memerlukan pendekatan yang direktif dari pimpinan.
d.      Kebutuhan tugas, setiap tugas bawahan juga mempengaruhi gaya pemimpin, sebagai contoh bawahan yang bekerja pada bagian pengolahan data (litbang) menyukai pengarahan yang lebih berorientasi pada tugas.
e.       Iklim dan kebijakan organisasi mempengaruhi harapan dan perilaku bawahan. Sebagai contoh kebijakan dalam pemberian penghargaan, imbalan, dengan skala gaji yang ditunjang dengan insentif lain (dana pensiun, bonus, cuti) akan mempengaruhi motivasi kerja bawahan.
f.       Harapan dan perilaku rekan, sebagai contoh manajer membentuk persahabatan dengan rekan-rekan dalam organisasi. Sikap mereka ada yang merusak reputasi, tidak mau kooperatif, berlomba memperebutkan sumber daya, sehingga mempengaruhi perilaku rekannya.[10]
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, maka jelaslah bahwa kesuksesan pemimpin dalam aktivitasnya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat menunjang untuk berhasilnya suatu kepemimpinan, oleh sebab itu suatu tujuan akan tercapai apabila terjadinya keharmonisan dalam hubungan atau interaksi yang baik antara atasan dan bawahan, di samping dipengaruhi oleh latar belakang yang dimiliki pemimpin, seperti motivasi untuk berprestasi, kedewasaan dan keleluasaan dalam hubungan sosial dengan sikap hubungan manusiawi.


  
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            kepemimpinan adalah kemampuan untuk menggerakkan, mempengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasihati, membina, membimbing, melatih, menyuruh, memerintah, melarang dan bahkan menghukum (kalau perlu) dengan maksud agar manusia sebagai bagian dari organisasi mau bekerja dalam rangka mencapai tujuannya sendiri maupun organisasi secara efektif dan efisien.
            Menurut Isjoni, dalam bukunya Manajemen Kepemimpinan dalam Pendidikan, tipe-tipe kepemimpinan antara lain: Partisivatif dan Laisser faire. Sedangkan Seokarto mengutarakan ada tiga tipe pokok kepemimpinan yaitu : tipe otoriter, tipe laissez faire dan tipe demokrasi.
efektivitas dapat dikatakan sebagai keberhasilan pencapaian tujuan organisasi dari 2 (dua) sudut pandang. Sudut pandang pertama, dari segi hasil maka tujuan atau akibat yang dikehendaki telah tercapai. Kedua dari segi usaha yang telah ditempuh atau dilaksanakan telah tercapai, sesuai dengan yang ditentukan. Dengan demikian pengertian efektivitas dapat dikatakan sebagai taraf tercapainya suatu tujuan tertentu, baik ditinjau dari segi hasil, maupun segi usaha yang diukur dengan mutu, jumlah serta ketepatan waktu sesuai dengan prosedur dan ukuran–ukuran tertentu sebagaimana yang telah digariskan dalam peraturan yang telah ditetapkan.

B.     Saran
            Dalam makalah ini masih terdapat berbagai macam kekurangan baik dari segi penulisan, pembahasan dan lain sebagainya. Maka penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini, dan semoga kiranya makalah ini dapat bermanfaat bagi pribadi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.



DAFTAR PUSTAKA

Wahyu Wijaswanto, Kamus Besar Bahasa Indonesia,  Jakarta: Balai Pustaka, 1999

Margono, Educational Leadership, Malang: UIN Malang Press, 2009

Veithzal Rivai dan Dedy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010

Isjoni, Manajemen Kepemimpinan dalam Pendidikan, Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007

Seokarto Indrafachrudi dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, Surabaya: Usana Offset Printing, 1983

Mulyadi, Kepemimpinan kepala sekolah, Malang: Uin Maliki Press, 2010

Soetopo hendyat,dkk, Kepemimpinan dan supervisi pendidikan, Malang: Bina Aksara, 1984

Mulyasa, Manajemen Berbasis sekolah, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004

Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004





[1] Wahyu Wijaswanto, Kamus Besar Bahasa Indonesia,  (Jakarta: Balai Pustaka, 1999),  halalaman 769.
[2] Margono, Educational Leadership, (Malang: UIN Malang Press, 2009), halaman. 3
[3] Veithzal Rivai dan Dedy Mulyadi, Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), halaman 36
[4] Isjoni, Manajemen Kepemimpinan dalam Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2007) halaman.  57-58
[5] Seokarto Indrafachrudi dkk, Pengantar Kepemimpinan Pendidikan, (Surabaya: Usana Offset Printing, 1983),  halaman. 49
[6] Mulyadi, Kepemimpinan kepala sekolah, (Malang: Uin Maliki Press, 2010),  halaman. 45
[7] Soetopo hendyat,dkk, Kepemimpinan dan supervisi pendidikan, (Malang: Bina Aksara, 1984), halaman. 8
[8] Ibid, halaman. 11
[9] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), Halaman 82.

[10] Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), halaman.  98-100

AMALAN AGAR SELAMAT IMAN KETIKA SAKARATUL MAUT

🔔 FAEDAH🔔 فائدة عن سيدى عبد الوهاب الشعرانى نفعنا الله به أن من واظب على قراءة هذين البيتين فى كل يوم جمعة توفاه الله على الإسلام م...