Translate

Senin, 15 September 2014

MEMBINA HUBUNGAN DENGAN PERS

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
            Menjalin dan menjaga hubungan dengan media merupakan cara yang efektif untuk membangun, menjaga, dan meningkatkan citra atau reputasi organisasi di mata masyarakat. Media relations sangat penting artinya sebagai wujud komunikasi dan mediasi antara suatu lembaga dengan publiknya. Di sisi lain, fungsi media relations yang berjalan baik sangat bermanfaat bagi aktivitas lembaga karena pihak media memberi perhatian pada isu-isu yang diperjuangkan.
Dalam suatu lembaga Instituti, banyak yang berhubungan dengan pers. Hal ini karena ada beberapa alasan, diantaranya:
·     Media dianggap memiliki peran sebagai perpanjangan tangan untuk berbicara dengan publik, sehingga publik dapat mengetahui aktivitas institusi.
·     Media dinilai dapat membantu institusi dalam menosialisasikan kebijakan kepada masyarakat luas.
·     Media dapat dimanfaatkan untuk membangun citra positif institusi di mata publik.
·     Media dapat digunakan sebagai alat promosi institusi.
·     Institusi dapat lebih dikenal (menjadi terkenal) di mata publik jika diberitakan oleh media.
Tentunya, dalam kaitan ini, lembaga harus menunjukkan suatu reputasi agar dapat dipercaya media. Misalnya selalu menyiap­kan bahan-bahan informasi akurat di mana dan kapan saja diminta. Ini dapat dilakukan lembaga dengan memasok informasi yang baik. Misalnya menggelar kongerensi pers secara periodik, pengiriman press release yang baik sehingga hanya sedikit memerlukan penulisan ulang atau penyuntingan.
Pentingnya media relations bagi sebuah organisasi tidak terlepas dari “kekuatan” media massa yang tidak hanya mampu menyampaikan pesan kepada banyak khalayak, namun lebih dari itu, media sebagaimana konsep dasar yang diusungnya memiliki fungsi mendidik, memengaruhi, mengawasi, menginformasikan, menghibur, memobilisasi, dsb. Dari sinilah media memiliki potensi strategis untuk memberi pengertian, membangkitkan kesadaran, mengubah sikap, pendapat, dan perilaku sebagaimana tujuan yang hendak disasar Lembaga.
B.      Rumusan Masalah
1.     Apa yang dimaksud dengan Press Relation.
2.     Apa saja Yang Menjadi Bentuk Hubungan Press Relation.
3.     Apa saja yang menjadi Prinsip Umum Membina Hubungan Pers.
4.     Apa saja Kegiatan-kegiatan Hubungan Pers.
5.     Bagaimana Membina Hubungan Pers Yang Positif.

C.      Tujuan
1.     Untuk mengetahui pengertian Press Relation.
2.     Untuk mengetahui hal Yang Menjadi Bentuk Hubungan Press Relation.
3.     Untuk mengetahui Prinsip Umum Membina Hubungan Pers.
4.     Untuk mengetahui Kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan Pers.
5.     Untuk mengetahui cara Membina Hubungan Pers Yang Positif.





BAB II
MEMBINA HUBUNGAN DENGAN PERS

            Kata pers berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggris berarti press. Press dalam bahasa Latin, pressare yang berarti tekan atau cetak. Secara harfiah pers berarti cetak dan secara istilah berarti penyiaran yang dilakukan secara tercetak. 
            Profesi Public Relation semakin hari semakin memasyarakat dan mendapat tempat dalam kegiatan bisnis modern. Oleh sebabnya banyak perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa merasakan betapa pentingnya membentuk bidang PR untuk memperoleh citra positif dan merebut dunia publik dalam upaya mengembangkan usaha. Untuk meraih dukungan itu PR harus bekerja keras dengan mencari dan memberi informasi kepada masyarakat agar perusahaanya tetap tumbuh pesat dan sokongan publiklah suatu perusahaan dapat berjalan.
Salah satu kegitan PR untuk mendapat dukungan publik dan kepercayaan adalah melalui hubungan pers yakni membina hubungan baik dengan kalangan pers yang mengelola media cetak.
            Lembaga public Relations di Amerika Serikat mendefinisikan Public Relations sebagai “usaha yang direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan mempertahankan pengertian timbal-balik antara organisasi dan masyarakat”. Pengertian yang timbal-balik itu menuntut penghargaan terhadap kekuatan dan kelemahan, peluang, sasaran dan pengakuan atau penerimaan terhadap kebutuhan setiap kelompok yang mempunyai kepentingan di dalamnya. Sedangkan proses komunikasi dalam Public Relation adalah proses dari kedua belah pihak, yang membutuhkan perhatian lewat mata, telinga, dan mulut. Usaha ini harus disadari secara penuh, ditentukan secara selektif, dan dilakukan secara bertahap dari waktu ke waktu.[1]

           
A.      Pengertian Hubungan Pers (Press Relations/Media Relations)
            Hubungan pers adalah suatu kegiatan khusus dari pihak Public Relations untuk melakukan komunikasi penyampaian pesan, atau informasi tertentu mengenai aktivitas yang bersifat kelembagaan, perusahaan, hingga kegiatan bersifat individual lainnya yang perlu dipublikasikan melalui kerjasama dengan pihak pers atau media massa untuk menciptakan publisitas dan citra positif.
            Sedangkan pengertian dari Public Relations sendiri adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat antar organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Jadi, PR itu merupakan kedudukan dalam suatu perusahaan atau organisasi sebagai penghubung antar perusahaan atau organisasi dengan publiknya.[2]
            Frank Jeffkins mendefinisikan hubungan pers sebagai suatu keinginan untuk mencapai publikasi atau penyiaran berita semaksimal mungkin, sedangkan informasi yang disebarkan melalui hubungan masyarakat adalah untuk menciptakan pengenalan dan pengertian.[3]
           
B.      Bentuk Hubungan Pers
            Menurut Frank Jeffkins, bentuk-bentuk hubungan pers adalah sebagai berikut:
a.     Kontak pribadi
            Pada dasarnya, keberhasilan pelaksanaan hubungan media dan pers tergantung “apa dan bagaimana” kontak pribadi antara kedua belah pihak yang dijalin melalui informal, seperti kejujuran, saling pengertian dan saling menghormati serta kerjasama yang baik demi tercapainya sebuah tujuan atau publikasi yang positif. 

b.     Pelayanan informasi atau berita
            Pelayanan yang sebaiknya yang diberikan oleh pihak pulic relation kepada pihak pers dalam bentuk pemberian informasi, publikasi dan berita baik tertulis, tercetak ( press release, news letter,photo press ) maupun yang terekam ( video reales, cassetsre recorded, slide film).
c.     Mengantisipasi kemungkinan hal darurat
            Untuk mengantisipasi kemungkinan permintaan yang bersifat mendadak dari pihak wartawan atau pers mengenai wawancara, konfirmasi dan sebagainya, pihak pejabat humas harus siap melayaninya demi menjaga hubungan baik yang selama ini telah terbina dan citra serta nama baik bagi para nara sumbernya.[4]

C.      Prinsip Umum Membina Hubungan Pers
Dalam upaya membina hubungan baik dengan pers maka PRO harus mengerti tentang seluk-beluk media massa itu sendiri. Misalnya bagaimana surat kabar atau majalah itu diterbitkan atau bagaimana televisi dan radio itu diproduksi. Praktisi PR dapat mendatangi tempat kerja rekan-rekan media massa. Bila seorang PRO mengetauhi tentang cara kerja media massa maka informasi PR yang disampaikan akan menjadi layak berita, karena sudah tau bagaimana cara mengemukakan isu yang aktual dan gaya penulisan serta visi dan misi media tersebut.
Kaitan PR dan Media harus tetap erat karena pers sebagai sarana publikasi PR. Sebaliknya Pers membutuhkan informasi resmi akurat dan berimbang yang didapatkan dari PR. Agar PR sebagai sumber berita yang mudah dihubungi dan sebaliknya PR tidak menemukan kesulitan untuk menyampaikan atau membantah berita yang dimuat media massa harus menjalin hubungan dengan baik. Beberapa prinsip umum membina hubungan dengan pers adalah:
a.     By servicing the media yaitu memberikan pelayanan kepada media dengan menciptakan kerja sama dan hubungan timbal balik.
b.     By establishing a reputations for reliability yaitu menegakkan suatu reputasi agar dapat dipercaya.
c.     By suuppliying good copy yaitu memasok naskah informasi yang baik.
d.     By cooperations in providing material yaitu melakukan kerjasama yang baik dalam menyediakan bahan informasi.
e.     By providing verification facilities yaitu penyediaan fasilitas yang memadai.
f.      By building personal relationship with the media yaitu membangun hubungan secara personal dengan media.Hal ini mendasari keterbukaan dan saling menghormati profesi masing-masing.[5]

D.      Kegiatan-kegiatan Hubungan Pers
1.     Konferensi Pers
Konferensi pers adalah sebuah pertemuan para jurnalis yang sengaja berkumpul untuk mendapatkan informasi perihal topik yang tengah hangat dibicarakan. Biasanya acara ini diselenggarakan secara mendadak, dan tempatnaya pun seadanya. Jangan berharap akan memperoleh aneka fasilitas kenyamanan dalam acara pers seperti ini. Segala akomodasi atau jamuan boleh dikatakan minim. Konferensi pers bahkan seringkali berlangsung di ruangan tunggu bandar udara, segera setelah tokoh yang ditunggu-tunggu baru saja turun dari pesawatnya.[6]
Tujuan konferensi pers, antara lain:
a.      menyebarkan informasi positif kepada publik (masyarakat luas) tentang perusahaan, seperti publik ekspose;
b.      menetralisir atau menambah berita yang tidak benar atau negatif tentang perusahaan, manajemen, karyawan, produk/jasa lainnya;
c.      meningkatkan image yang dapat menunjang pemasaran dan penjualan suatu produk/jasa seperti perkenalan produk baru, ekspansi ekspor, produksi, prestasi perusahaan dan lainnya; dan
d.     membina hubungan secara langsung dengan pers

2.     Peliputan Pers
Dalam acara peliputan kegiatan, acara yang bisa diliput wartawan bisa yang bersifat massal seperti pembukaan, pameran, seminar, pelatihan, diskusi panel wisuda, pertandingan olahraga, pergelaran seni dan lain-lain. Bisa pula dalam kelompok khalayak yang lebih kecil, seperti berbagai upacara pelantikan, pembukaan dan penutupan acara. Untuk memudahkan wartawan siapkanlah bahan dan data tentang kegiatan dari lembaga pengundang.
 Ada beberapa hal khusus yang penting dalam peliputan kegiatan oleh pers, yaitu:
a.      Jangan menolak wartawan yang tidak diundang sejauh mereka miliki maksud baik tanpa memiliki tujuan lain.
b.     Jika kegiatan dilakukan lebih dari satu hari atau melibatkan massa atau khalayak yang besar, siapkan ID Card agar dapat membedakan antara peserta, penonton, atau pengunjung lainnya.
c.      ID Card bisa dengan nama dan media, bisa pula hanya mencantumkan kata ”PRESS” atau ”WARTAWAN” saja.
d.     ID Card bisa dipersiapkan sebelumnya atau dibuat bertepatan dengan kedatangan wartawan pada hari H.
e.   Jika ragu terhadap wartawan yang datang, panitia bisa menanyakan kartu identitas atau surat keterangan lain, hal ini dilakukan untuk menghindari masuknya wartawan gadungan.
f.    Berikan bahan informasi tertulis, seperti pidato, makalah, pendukung acara, katalog dan lain sebagainya.
g.   Perlakukan dengan sama semua wartawan yang datang.
h.   Tidak mempersulit wartawan misalnya dalam masalah teknis menyangkut bahan dan data yang dibutuhkan wartawan, apalagi jika hal itu akan mengubah jadwal kerja wartawan.
i.    Berikan kemudahan yang menunjang lancarnya pekerjaan wartawan, dari mulai konsumsi hingga barang atau kegiatan yang berhubungan dengan kewartawanan.
j.    Bantulah wartawan yang ingin berwawancara dengan narasumber yang kebetulan hadir membuka acara atau menjadi pembicara, sejauh tidak menggangu kegiatan yang telah ditentukan.[7]

3.     Resepsi Pers
Acara resepsi pers adalah salah satu bentuk press relations dalam membina hubungan baik dengan insan pers. Tujuan utama kegiatan ini adalah menciptakan citra positif lembaga atau individu. Dalam upaya menjalin kemitraan antara Humas dengan pers memang selayaknya jangan terlalu perhitungan dan takut wartawan tidak menulis berita acara itu. Acara resepsi pers bukan acara konferensi pers, namun dalam acara ini kita pun harus siap menjawab apabila ada wartawan yang ingin menanyakan sesuatu kepada manager Humas. Dalam resepsi pers ini diharapkan tidak menimbulkan sebuah kesan bahwa perusahaan hanya membutuhkan pers pada saat butuh dipublikasikan saja.
            Secara rinci, hal khusus yang penting dalam resepsi pers adalah:
a.      Siapkan acara dengan matang.
b.     Tentukan waktu dan tempat.
c.      Tentukan media yang akan diundang. Apakah hanya untuk wartawan yang biasa meliput, atau mengundang pula organisasi kewartawanan, atau sebaliknya hanya mengundang satu media beserta jajaran lainnya, kemudian pada kesempatan berikutnya giliran media yang lainnya.
d.     Siapkan pimpinan yang akan hadir. Semakin tinggi jabatannya wartawan semakin  merasa dihargai.
e.      Karena bersifat resepsi, namun tidak menutup kemungkinan ada wartawan yang juga akan bertanya sesuatu.
f.      Siapkan pula acara ”hiburan” yang bisa membuat wartawan terhibur disela-sela kepenatan kerja.[8]

4.     Kunjungan Pers
Seorang jurnalis atau kelompok wartawan acapkali diundang guna mengunjungi sebuah pabrik, menghadiri acara pembukaan kantor baru yang disusul dengan peninjauan bersama, atau acara demonstrasi produk baru. Acara ini juga disertai dengan fasilitas transportasi, jamuan, selingan ramah-tamah dan terkadang akomodasi menginap (apabila diluar kota atau luar negeri, misalnya dalam rangka mengunjungi sebuah lokasi pariwisata yang baru dibuka diluar negeri milik sebuah perusahaan domestik).[9]
Hal-hal khusus yang perlu diperhatikan dalam kunjungan pers, antara lain:
a.      Tentukan media apa saja yang akan diundang.
b.     Apakah ada pembatasan jumlah wartawan yang akan diajak. Misalnya satu media satu wartawan.
c.      Tentukan waktu pemberangkatan yang tepat. Sebaiknya kunjungan pers diadakan saat ada aktivitas. Misalnya saat pabrik sedang berproduksi.
d.     Sediakan pemandu yang menguasai seluk-beluk objek yang akan dikunjungi. Juga seorang penerjemah, jika yang dikunjungi itu berbahasa asing atau bahasa daerah.
e.      Berikan kebebasan kepada wartawan untuk berbincang-bincang dengan petugas di lapangan atau siapa saja yang ada disana, sejauh tidak membahayakan pihak pengundang
f.      Sediakan akomodasi yang memadai sehingga wartawan tidak ”menderita” dan menggerutu.
g.     Berikan pula bahan-bahan tertulis untuk melengkapi laporan atau berita wartawan
h.     Beri kesempatan wartawan untuk mencoba produk dari lokasi yang dikunjungi
i.       Jika memungkinkan bekali wartawan dengan uang saku sesuai hari yang digunakan dalam kegiatan kunjungan ini.[10]
E.       Membina Hubungan Pers Yang Positif
            Banyak hal yang dapat dilakukan antara PR dengan media diantaranya mencakup kegiatan cliipings (guntingan berita dari koran), menganalisa pendapat umum atau aspirasi kelompok tertentu. menyampaikan informasi dan pernyataan resmi melalui media massa, menyelenggarakan acara jumpa pers atau menyusun dan mengedarkan keterangan pers, membina hubungan komunikasi 2 arah dengan wartawan dan redaksi media massa (surat kabar,tv,radio,majalah).[11]
            Namun demikian, ada beberapa hal pembinaan hubungan pers yang harmonis, diantaranya ialah:
a.     Sikap saling menghargai antara kedua belah pihak.
b.     Saling pengertian tentang peran, fungsi, kewajiban dan tugas sesuai etika dan profesinya masing-masing.
c.     Saling mempercayai akan peran untuk kepentingan bersama dan tidak untuk kepentingan untuk sebelah pihak.
d.     Sikap toleransi dari kedua belah pihak.




BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
            Kata pers berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggris berarti press. Press dalam bahasa Latin, pressare yang berarti tekan atau cetak. Secara harfiah pers berarti cetak dan secara istilah berarti penyiaran yang dilakukan secara tercetak. 
            Hubungan pers adalah suatu kegiatan khusus dari pihak Public Relations untuk melakukan komunikasi penyampaian pesan, atau informasi tertentu mengenai aktivitas yang bersifat kelembagaan, perusahaan, hingga kegiatan bersifat individual lainnya yang perlu dipublikasikan melalui kerjasama dengan pihak pers atau media massa untuk menciptakan publisitas dan citra positif.
            Sedangkan pengertian dari Public Relations sendiri adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat antar organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Jadi, PR itu merupakan kedudukan dalam suatu perusahaan atau organisasi sebagai penghubung antar perusahaan atau organisasi dengan publiknya.
            Menurut Frank Jeffkins, bentuk-bentuk hubungan pers adalah sebagai berikut:
a.     Kontak pribadi
b.     Pelayanan informasi atau berita
c.     Mengantisipasi kemungkinan hal darurat
Beberapa prinsip umum membina hubungan dengan pers adalah:
g.     By servicing the media yaitu memberikan pelayanan kepada media dengan menciptakan kerja sama dan hubungan timbal balik.
h.     By establishing a reputations for reliability yaitu menegakkan suatu reputasi agar dapat dipercaya.
i.      By suuppliying good copy yaitu memasok naskah informasi yang baik.
j.      By cooperations in providing material yaitu melakukan kerjasama yang baik dalam menyediakan bahan informasi.
k.     By providing verification facilities yaitu penyediaan fasilitas yang memadai.
            Diantara kegiatan-kegiatan hubungan pers adalah: konferensi pers, peliputan pers, resepsi pers, dan kunjungan pers.
            Ada beberapa hal pembinaan hubungan pers yang harmonis, diantaranya ialah:
a.     Sikap saling menghargai antara kedua belah pihak.
b.     Saling pengertian tentang peran, fungsi, kewajiban dan tugas sesuai etika dan profesinya masing-masing.
c.     Saling mempercayai akan peran untuk kepentingan bersama dan tidak untuk kepentingan untuk sebelah pihak.
d.     Sikap toleransi dari kedua belah pihak.

B.      Saran
            Akhirnya kami dapat menyelesaikan tugas makalah tentang membina hubungan dengan pers. Namun dalam makalah kami ini masih sangat banyak kesalahan dalam penyusunan, baik tulisan maupun susunan yang kurang dimengerti. Maka oleh karena demikian, kami sangat mengharapakan kritikan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini dan menjadi manfaat  khususnya bagi penulis sendiri dan bagi para pembaca.



DAFTAR PUSTAKA

Colin Coulson dan Thomas, Public Relation, Pedoman Praktis Untuk PR, Jakarta: Bumi Aksara, 2005
Scott M Cutlip, Effective Public Relations, New Jersey: Prentice Hall International. 2000
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation & Media Komunikasi, Jakarta: PT Raja Graffindi Persada. 2005

Frank Jeffkins, Public Relation Edisi ke 4, Jakarta: Erlangga. 1995

Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 2002

Aceng Abdullah, Press Relations. Kiat Berhubungan dengan Media, Bandung: RosdaKarya. 2000

Frank Jefkins, Essentials of Public Relations, Singapore: Heinemann Asia. 2002





[1]Colin Coulson dan Thomas, Public Relation, Pedoman Praktis Untuk PR. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005)  hal. 3
[2]Scott M Cutlip,Effective Public Relations, (New Jersey: Prentice Hall International. 2000) hal. 6
[3] Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation & Media Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Graffindi Persada. 2005) hal 161
[4] Ibid, hal. 163
[5] Frank Jeffkins, Public Relation Edisi ke 4 (Jakarta: Erlangga. 1995) hal. 94-95

[6]Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, (Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 2002) hal. 136

[7] Aceng Abdullah, Press Relations. Kiat Berhubungan dengan Media, (Bandung: Rosdakarya. 2000) hal. 96
[8] Ibid, hal. 94
[9] Frank Jefkins, Essentials of Public Relations, (Singapore: Heinemann Asia. 2002) hal. 137
[10] Aceng Abdullah, Press Relations. Kiat Berhubungan dengan Media, (Bandung: Rosdakarya. 2000) hal. 92
[11] http://ernymardhani2.blogspot.com/2010/01/simbiosis-publik-relation-dan-pers.html

AMALAN AGAR SELAMAT IMAN KETIKA SAKARATUL MAUT

🔔 FAEDAH🔔 فائدة عن سيدى عبد الوهاب الشعرانى نفعنا الله به أن من واظب على قراءة هذين البيتين فى كل يوم جمعة توفاه الله على الإسلام م...