BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Menjalin dan menjaga hubungan dengan media merupakan
cara yang efektif untuk membangun, menjaga, dan meningkatkan citra atau
reputasi organisasi di mata masyarakat. Media relations sangat penting
artinya sebagai wujud komunikasi dan mediasi antara suatu lembaga dengan
publiknya. Di sisi lain, fungsi media relations yang berjalan baik
sangat bermanfaat bagi aktivitas lembaga karena pihak media memberi perhatian
pada isu-isu yang diperjuangkan.
Dalam suatu
lembaga Instituti, banyak yang berhubungan dengan pers. Hal ini karena ada
beberapa alasan, diantaranya:
·
Media
dianggap memiliki peran sebagai perpanjangan tangan untuk berbicara dengan
publik, sehingga publik dapat mengetahui aktivitas institusi.
·
Media
dinilai dapat membantu institusi dalam menosialisasikan kebijakan kepada
masyarakat luas.
·
Media dapat
dimanfaatkan untuk membangun citra positif institusi di mata publik.
·
Media dapat
digunakan sebagai alat promosi institusi.
·
Institusi dapat
lebih dikenal (menjadi terkenal) di mata publik jika diberitakan oleh media.
Tentunya,
dalam kaitan ini, lembaga harus menunjukkan suatu reputasi agar dapat dipercaya
media. Misalnya selalu menyiapkan bahan-bahan informasi akurat di mana dan
kapan saja diminta. Ini dapat dilakukan lembaga dengan memasok informasi yang
baik. Misalnya menggelar kongerensi pers secara periodik, pengiriman press
release yang baik sehingga hanya sedikit memerlukan penulisan ulang atau
penyuntingan.
Pentingnya media
relations bagi sebuah organisasi tidak terlepas dari “kekuatan” media massa
yang tidak hanya mampu menyampaikan pesan kepada banyak khalayak, namun lebih
dari itu, media sebagaimana konsep dasar yang diusungnya memiliki fungsi
mendidik, memengaruhi, mengawasi, menginformasikan, menghibur, memobilisasi,
dsb. Dari sinilah media memiliki potensi strategis untuk memberi pengertian,
membangkitkan kesadaran, mengubah sikap, pendapat, dan perilaku sebagaimana
tujuan yang hendak disasar Lembaga.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan Press Relation.
2.
Apa
saja Yang Menjadi Bentuk Hubungan Press
Relation.
3. Apa saja yang menjadi Prinsip Umum
Membina Hubungan Pers.
4. Apa saja Kegiatan-kegiatan Hubungan
Pers.
5. Bagaimana Membina Hubungan Pers Yang
Positif.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Press Relation.
2. Untuk mengetahui hal Yang Menjadi Bentuk
Hubungan Press Relation.
3. Untuk mengetahui Prinsip Umum Membina
Hubungan Pers.
4. Untuk mengetahui Kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan Pers.
5. Untuk mengetahui cara Membina Hubungan
Pers Yang Positif.
BAB II
MEMBINA HUBUNGAN DENGAN
PERS
Kata pers berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa Inggris
berarti press. Press dalam bahasa Latin, pressare yang berarti tekan atau
cetak. Secara harfiah pers berarti cetak dan secara istilah berarti penyiaran
yang dilakukan secara tercetak.
Profesi Public Relation semakin hari
semakin memasyarakat dan mendapat tempat dalam kegiatan bisnis modern. Oleh
sebabnya banyak perusahaan yang menghasilkan produk atau jasa merasakan betapa
pentingnya membentuk bidang PR untuk memperoleh citra positif dan merebut dunia
publik dalam upaya mengembangkan usaha. Untuk meraih dukungan itu PR harus
bekerja keras dengan mencari dan memberi informasi kepada masyarakat agar
perusahaanya tetap tumbuh pesat dan sokongan publiklah suatu perusahaan dapat
berjalan.
Salah satu kegitan PR untuk mendapat dukungan publik dan kepercayaan adalah melalui hubungan pers yakni membina hubungan baik dengan kalangan pers yang mengelola media cetak.
Salah satu kegitan PR untuk mendapat dukungan publik dan kepercayaan adalah melalui hubungan pers yakni membina hubungan baik dengan kalangan pers yang mengelola media cetak.
Lembaga public Relations di
Amerika Serikat mendefinisikan Public Relations sebagai “usaha yang
direncanakan secara terus-menerus dengan sengaja, guna membangun dan
mempertahankan pengertian timbal-balik antara organisasi dan masyarakat”.
Pengertian yang timbal-balik itu menuntut penghargaan terhadap kekuatan dan
kelemahan, peluang, sasaran dan pengakuan atau penerimaan terhadap kebutuhan
setiap kelompok yang mempunyai kepentingan di dalamnya. Sedangkan proses
komunikasi dalam Public Relation adalah proses dari kedua belah pihak,
yang membutuhkan perhatian lewat mata, telinga, dan mulut. Usaha ini harus
disadari secara penuh, ditentukan secara selektif, dan dilakukan secara
bertahap dari waktu ke waktu.[1]
A. Pengertian
Hubungan Pers (Press Relations/Media Relations)
Hubungan pers adalah suatu kegiatan
khusus dari pihak Public Relations
untuk melakukan komunikasi penyampaian pesan, atau informasi tertentu mengenai
aktivitas yang bersifat kelembagaan, perusahaan, hingga kegiatan bersifat
individual lainnya yang perlu dipublikasikan melalui kerjasama dengan pihak
pers atau media massa untuk menciptakan publisitas dan citra positif.
Sedangkan pengertian dari Public Relations sendiri adalah fungsi
manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan baik dan bermanfaat antar
organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi
tersebut. Jadi, PR itu merupakan kedudukan dalam suatu perusahaan atau
organisasi sebagai penghubung antar perusahaan atau organisasi dengan
publiknya.[2]
Frank Jeffkins mendefinisikan
hubungan pers sebagai suatu keinginan untuk mencapai publikasi atau penyiaran
berita semaksimal mungkin, sedangkan informasi yang disebarkan melalui hubungan
masyarakat adalah untuk menciptakan pengenalan dan pengertian.[3]
B. Bentuk
Hubungan Pers
Menurut Frank Jeffkins,
bentuk-bentuk hubungan pers adalah sebagai berikut:
a. Kontak pribadi
Pada
dasarnya, keberhasilan pelaksanaan hubungan media dan pers tergantung “apa dan
bagaimana” kontak pribadi antara kedua belah pihak yang dijalin melalui
informal, seperti kejujuran, saling pengertian dan saling menghormati serta
kerjasama yang baik demi tercapainya sebuah tujuan atau publikasi yang positif.
b. Pelayanan informasi atau berita
Pelayanan
yang sebaiknya yang diberikan oleh pihak pulic relation kepada pihak pers dalam
bentuk pemberian informasi, publikasi dan berita baik tertulis, tercetak ( press release, news letter,photo press )
maupun yang terekam ( video reales,
cassetsre recorded, slide film).
c. Mengantisipasi kemungkinan hal darurat
Untuk
mengantisipasi kemungkinan permintaan yang bersifat mendadak dari pihak
wartawan atau pers mengenai wawancara, konfirmasi dan sebagainya, pihak pejabat
humas harus siap melayaninya demi menjaga hubungan baik yang selama ini telah
terbina dan citra serta nama baik bagi para nara sumbernya.[4]
C. Prinsip
Umum Membina Hubungan Pers
Dalam upaya membina hubungan baik
dengan pers maka PRO harus mengerti tentang seluk-beluk media massa itu
sendiri. Misalnya bagaimana surat kabar atau majalah itu diterbitkan atau
bagaimana televisi dan radio itu diproduksi. Praktisi PR dapat mendatangi
tempat kerja rekan-rekan media massa. Bila seorang PRO mengetauhi tentang cara
kerja media massa maka informasi PR yang disampaikan akan menjadi layak berita,
karena sudah tau bagaimana cara mengemukakan isu yang aktual dan gaya penulisan
serta visi dan misi media tersebut.
Kaitan PR dan Media harus tetap erat
karena pers sebagai sarana publikasi PR. Sebaliknya Pers membutuhkan informasi
resmi akurat dan berimbang yang didapatkan dari PR. Agar PR sebagai sumber
berita yang mudah dihubungi dan sebaliknya PR tidak menemukan kesulitan untuk
menyampaikan atau membantah berita yang dimuat media massa harus menjalin
hubungan dengan baik. Beberapa prinsip umum membina hubungan dengan pers
adalah:
a.
By servicing
the media yaitu memberikan pelayanan kepada media dengan menciptakan kerja sama
dan hubungan timbal balik.
b.
By
establishing a reputations for reliability yaitu menegakkan suatu reputasi agar
dapat dipercaya.
c.
By
suuppliying good copy yaitu memasok naskah informasi yang baik.
d.
By
cooperations in providing material yaitu melakukan kerjasama yang baik dalam
menyediakan bahan informasi.
e.
By providing
verification facilities yaitu penyediaan fasilitas yang memadai.
f.
By building
personal relationship with the media yaitu membangun hubungan secara personal
dengan media.Hal ini mendasari keterbukaan dan saling menghormati profesi
masing-masing.[5]
D. Kegiatan-kegiatan
Hubungan Pers
1. Konferensi Pers
Konferensi pers adalah sebuah pertemuan para jurnalis
yang sengaja berkumpul untuk mendapatkan informasi perihal topik yang tengah
hangat dibicarakan. Biasanya acara ini diselenggarakan secara mendadak, dan
tempatnaya pun seadanya. Jangan
berharap akan memperoleh aneka fasilitas kenyamanan dalam acara pers seperti
ini. Segala akomodasi atau jamuan boleh dikatakan minim. Konferensi pers bahkan
seringkali berlangsung di ruangan tunggu bandar udara, segera setelah tokoh
yang ditunggu-tunggu baru saja turun dari pesawatnya.[6]
Tujuan konferensi pers, antara lain:
a.
menyebarkan informasi positif kepada publik
(masyarakat luas) tentang perusahaan, seperti publik ekspose;
b.
menetralisir
atau menambah berita yang tidak benar atau negatif tentang perusahaan,
manajemen, karyawan, produk/jasa lainnya;
c.
meningkatkan image yang dapat menunjang
pemasaran dan penjualan suatu produk/jasa seperti perkenalan produk baru,
ekspansi ekspor, produksi, prestasi perusahaan dan lainnya; dan
d. membina hubungan
secara langsung dengan pers
2.
Peliputan
Pers
Dalam
acara peliputan kegiatan, acara yang bisa diliput wartawan bisa yang bersifat
massal seperti pembukaan, pameran, seminar, pelatihan, diskusi panel wisuda,
pertandingan olahraga, pergelaran seni dan lain-lain. Bisa pula dalam kelompok
khalayak yang lebih kecil, seperti berbagai upacara pelantikan, pembukaan dan
penutupan acara. Untuk memudahkan wartawan siapkanlah bahan dan data tentang
kegiatan dari lembaga pengundang.
Ada
beberapa hal khusus yang penting dalam peliputan kegiatan oleh pers, yaitu:
a.
Jangan
menolak wartawan yang tidak diundang sejauh mereka miliki maksud baik tanpa
memiliki tujuan lain.
b. Jika kegiatan dilakukan lebih dari satu
hari atau melibatkan massa atau khalayak yang besar, siapkan ID Card agar dapat
membedakan antara peserta, penonton, atau pengunjung lainnya.
c. ID Card bisa dengan nama dan media, bisa
pula hanya mencantumkan kata ”PRESS” atau ”WARTAWAN” saja.
d.
ID
Card bisa dipersiapkan sebelumnya atau dibuat bertepatan dengan kedatangan
wartawan pada hari H.
e. Jika ragu terhadap wartawan yang datang,
panitia bisa menanyakan kartu identitas atau surat keterangan lain, hal ini
dilakukan untuk menghindari masuknya wartawan gadungan.
f. Berikan bahan
informasi tertulis, seperti pidato, makalah, pendukung acara, katalog dan lain
sebagainya.
g. Perlakukan dengan
sama semua wartawan yang datang.
h. Tidak mempersulit wartawan misalnya
dalam masalah teknis menyangkut bahan dan data yang dibutuhkan wartawan,
apalagi jika hal itu akan mengubah jadwal kerja wartawan.
i. Berikan kemudahan yang menunjang
lancarnya pekerjaan wartawan, dari mulai konsumsi hingga barang atau kegiatan
yang berhubungan dengan kewartawanan.
j. Bantulah wartawan yang ingin
berwawancara dengan narasumber yang kebetulan hadir membuka acara atau menjadi
pembicara, sejauh tidak menggangu kegiatan yang telah ditentukan.[7]
3. Resepsi Pers
Acara resepsi pers adalah salah satu bentuk press
relations dalam membina hubungan baik dengan insan pers. Tujuan utama
kegiatan ini adalah menciptakan citra positif lembaga atau individu. Dalam
upaya menjalin kemitraan antara Humas dengan pers memang selayaknya jangan
terlalu perhitungan dan takut wartawan tidak menulis berita acara itu. Acara
resepsi pers bukan acara konferensi pers, namun dalam acara ini kita pun harus
siap menjawab apabila ada wartawan yang ingin menanyakan sesuatu kepada manager
Humas. Dalam resepsi pers ini diharapkan tidak menimbulkan sebuah kesan bahwa
perusahaan hanya membutuhkan pers pada saat butuh dipublikasikan saja.
Secara rinci, hal khusus yang penting dalam resepsi pers adalah:
a.
Siapkan acara dengan matang.
b.
Tentukan
waktu dan tempat.
c.
Tentukan
media yang akan diundang. Apakah hanya untuk wartawan yang biasa meliput, atau
mengundang pula organisasi kewartawanan, atau sebaliknya hanya mengundang satu
media beserta jajaran lainnya, kemudian pada kesempatan berikutnya giliran
media yang lainnya.
d.
Siapkan
pimpinan yang akan hadir. Semakin tinggi jabatannya wartawan semakin
merasa dihargai.
e.
Karena
bersifat resepsi, namun tidak menutup kemungkinan ada wartawan yang juga akan
bertanya sesuatu.
f.
Siapkan
pula acara ”hiburan” yang bisa membuat wartawan terhibur disela-sela kepenatan
kerja.[8]
4.
Kunjungan
Pers
Seorang jurnalis atau kelompok wartawan acapkali diundang
guna mengunjungi sebuah pabrik, menghadiri acara pembukaan kantor baru yang
disusul dengan peninjauan bersama, atau acara demonstrasi produk baru. Acara
ini juga disertai dengan fasilitas transportasi, jamuan, selingan ramah-tamah
dan terkadang akomodasi menginap (apabila diluar kota atau luar negeri,
misalnya dalam rangka mengunjungi sebuah lokasi pariwisata yang baru dibuka
diluar negeri milik sebuah perusahaan domestik).[9]
Hal-hal khusus yang perlu diperhatikan dalam kunjungan
pers, antara lain:
a.
Tentukan media apa saja yang akan diundang.
b.
Apakah
ada pembatasan jumlah wartawan yang akan diajak. Misalnya satu media satu wartawan.
c.
Tentukan
waktu pemberangkatan yang tepat. Sebaiknya kunjungan pers diadakan saat ada
aktivitas. Misalnya saat pabrik sedang berproduksi.
d.
Sediakan
pemandu yang menguasai seluk-beluk objek yang akan dikunjungi. Juga seorang
penerjemah, jika yang dikunjungi itu berbahasa asing atau bahasa daerah.
e.
Berikan
kebebasan kepada wartawan untuk berbincang-bincang dengan petugas di lapangan
atau siapa saja yang ada disana, sejauh tidak membahayakan pihak pengundang
f.
Sediakan
akomodasi yang memadai sehingga wartawan tidak ”menderita” dan menggerutu.
g.
Berikan
pula bahan-bahan tertulis untuk melengkapi laporan atau berita wartawan
h.
Beri
kesempatan wartawan untuk mencoba produk dari lokasi yang dikunjungi
i.
Jika
memungkinkan bekali wartawan dengan uang saku sesuai hari yang digunakan dalam
kegiatan kunjungan ini.[10]
E. Membina
Hubungan Pers Yang Positif
Banyak hal
yang dapat dilakukan antara PR dengan media diantaranya mencakup kegiatan
cliipings (guntingan berita dari koran), menganalisa pendapat umum atau
aspirasi kelompok tertentu. menyampaikan informasi dan pernyataan resmi melalui
media massa, menyelenggarakan acara jumpa pers atau menyusun dan mengedarkan
keterangan pers, membina hubungan komunikasi 2 arah dengan wartawan dan redaksi
media massa (surat kabar,tv,radio,majalah).[11]
Namun demikian, ada beberapa hal
pembinaan hubungan pers yang harmonis, diantaranya ialah:
a.
Sikap saling
menghargai antara kedua belah pihak.
b.
Saling
pengertian tentang peran, fungsi, kewajiban dan tugas sesuai etika dan
profesinya masing-masing.
c.
Saling
mempercayai akan peran untuk kepentingan bersama dan tidak untuk kepentingan
untuk sebelah pihak.
d.
Sikap
toleransi dari kedua belah pihak.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata pers berasal dari bahasa Belanda, yang
dalam bahasa Inggris berarti press. Press dalam bahasa Latin, pressare yang
berarti tekan atau cetak. Secara harfiah pers berarti cetak dan secara istilah
berarti penyiaran yang dilakukan secara tercetak.
Hubungan
pers adalah suatu kegiatan khusus dari pihak Public Relations untuk melakukan komunikasi penyampaian pesan, atau
informasi tertentu mengenai aktivitas yang bersifat kelembagaan, perusahaan,
hingga kegiatan bersifat individual lainnya yang perlu dipublikasikan melalui
kerjasama dengan pihak pers atau media massa untuk menciptakan publisitas dan
citra positif.
Sedangkan
pengertian dari Public Relations
sendiri adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan
hubungan baik dan bermanfaat antar organisasi dengan publik yang mempengaruhi
kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. Jadi, PR itu merupakan kedudukan
dalam suatu perusahaan atau organisasi sebagai penghubung antar perusahaan atau
organisasi dengan publiknya.
Menurut
Frank Jeffkins, bentuk-bentuk hubungan pers adalah sebagai berikut:
a. Kontak pribadi
b. Pelayanan informasi atau berita
c. Mengantisipasi kemungkinan hal darurat
Beberapa prinsip umum membina
hubungan dengan pers adalah:
g.
By servicing
the media yaitu memberikan pelayanan kepada media dengan menciptakan kerja sama
dan hubungan timbal balik.
h.
By
establishing a reputations for reliability yaitu menegakkan suatu reputasi agar
dapat dipercaya.
i.
By
suuppliying good copy yaitu memasok naskah informasi yang baik.
j.
By
cooperations in providing material yaitu melakukan kerjasama yang baik dalam
menyediakan bahan informasi.
k.
By providing
verification facilities yaitu penyediaan fasilitas yang memadai.
Diantara kegiatan-kegiatan hubungan
pers adalah: konferensi pers, peliputan pers, resepsi pers, dan kunjungan pers.
Ada beberapa hal pembinaan hubungan
pers yang harmonis, diantaranya ialah:
a.
Sikap saling
menghargai antara kedua belah pihak.
b.
Saling
pengertian tentang peran, fungsi, kewajiban dan tugas sesuai etika dan
profesinya masing-masing.
c.
Saling
mempercayai akan peran untuk kepentingan bersama dan tidak untuk kepentingan
untuk sebelah pihak.
d.
Sikap
toleransi dari kedua belah pihak.
B. Saran
Akhirnya kami dapat menyelesaikan
tugas makalah tentang membina hubungan dengan pers. Namun dalam makalah kami
ini masih sangat banyak kesalahan dalam penyusunan, baik tulisan maupun susunan
yang kurang dimengerti. Maka oleh karena demikian, kami sangat mengharapakan
kritikan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini dan menjadi
manfaat khususnya bagi penulis sendiri
dan bagi para pembaca.
DAFTAR
PUSTAKA
Colin Coulson dan Thomas, Public Relation, Pedoman
Praktis Untuk PR, Jakarta: Bumi Aksara, 2005
Scott M Cutlip, Effective
Public Relations, New Jersey: Prentice Hall International. 2000
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation & Media Komunikasi, Jakarta: PT Raja
Graffindi Persada. 2005
Frank Jeffkins, Public Relation Edisi ke 4, Jakarta:
Erlangga. 1995
Soleh Soemirat
dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, Bandung:
PTRemaja Rosdakarya, 2002
Aceng Abdullah, Press Relations. Kiat Berhubungan dengan
Media, Bandung: RosdaKarya. 2000
Frank Jefkins, Essentials of
Public Relations, Singapore: Heinemann Asia. 2002
[1]Colin Coulson dan Thomas, Public
Relation, Pedoman Praktis Untuk PR. (Jakarta: Bumi Aksara, 2005) hal. 3
[2]Scott M Cutlip,Effective Public Relations, (New Jersey: Prentice Hall
International. 2000) hal. 6
[3] Rosady Ruslan, Manajemen Public Relation & Media
Komunikasi, (Jakarta: PT Raja Graffindi Persada. 2005) hal 161
[4] Ibid, hal. 163
[6]Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar
Public Relations, (Bandung: PTRemaja Rosdakarya, 2002)
hal. 136
[7]
Aceng Abdullah, Press Relations.
Kiat Berhubungan dengan Media, (Bandung: Rosdakarya.
2000) hal. 96
[8] Ibid, hal. 94
[9]
Frank Jefkins, Essentials of Public Relations, (Singapore: Heinemann
Asia. 2002) hal. 137
[10] Aceng Abdullah,
Press Relations. Kiat Berhubungan dengan Media, (Bandung:
Rosdakarya.
2000) hal. 92
[11]
http://ernymardhani2.blogspot.com/2010/01/simbiosis-publik-relation-dan-pers.html