Translate

Rabu, 27 Februari 2019

ABU HANIFAH SKAK MATT PENDETA YAHUDI/ATHEIS (induk Wahabi)

ABU HANIFAH SKAK MATT PENDETA YAHUDI/ATHEIS (induk Wahabi)

ABU HANIFAH "ALLAH ADA TANPA TEMPAT"


Oleh: Ujoeng Tumbak

Abu Hanifah merupakan sebuah kuniyah yg diberikan terhadap beliau.
Nama lengkap beliau ialah Nu'man bin Tsabit bin Marzuban, beliau berasal  dari Kota Kabul (ibu kota Afganistan sekarang). Kakeknya, Marzuban, memeluk Islam di masa Umar bin Khattab radhiallahu 'anhu , lalu hijrah dan menetap di Kufah.

Nah, berikut cerita saat beliau menerima tantangan debat dr seorang yg angkuh bernama DAHRI.

pada saat Abu hanifah Masih kecil terjadila sebuah peristiwa syubhat yang menyangkut masalah Aqidah (Tauhid).

Pada suatu hari, seorang pendeta yahudi datang ke wilayah syeikh HIMAD yakni gurunya Abu hanifah yang berada di wilayah baghdad, yang tujuannya ialah mencari seorang ulama yang bisa berhujjah dengannya, krn menurut riwayat dia telah mengalahkan seluruh ulama saat berhujjah dengannya.

Kemudian dahri bertanya kepada penduduk desa, adakah disini seorang ulama yg bisa mengalahkan hujjahku? Maka jawab penduduk desa ada, beliau adalah HIMAD, kemudian Dahri mengatakan kepada khalifah negri itu agar mengajak himad berdebat dengannya di sebuah mesjid dan khalifahpun menyampaikan hal tersebut kpd Himad, namun syeikh himad menangguhkannya agar debat tidak berlangsung pada malam itu.

Kemudian esok paginya datanglah Abu hanifah ketempat gurunya (Syeikh Himad), dan beliau melihat gurunya sedang berdukacita seraya beliau bertanya, apa yg menyebabkanmu berdukacita duhai guru??

Syeikh Himad: khalifah menyuruhku agar aku berhujjah dg Dahri padahal tadi malam aku bermimpi kalau aku melihat satu desa yg didalam desa tersebut terdapat sebatang pohon yg memiliki buah yg sangat banyak, kemudian muncul seekor babi dan memakan buah dan daun pohon tersebut bahkan cabang2 pohon ikut di makannya, tiba2 dalam pohon tersebut keluar se ekor harimau yang kemudian membunuh babi itu.

Abu hanifah : Allah telah menganugerahkan kpdku ilmu tafsir mimpi, bahwa mimpi itu baik bagi kita dan jahat bagi musuh kita, izinkanlah aku mentafsirkannya jika engkau berkenan wahai guru.

Syeikh himad: silahkan wahai Nu'man.

Abu hanifah: desa yg ada dalam mimpimu merupakan agama ISLAM, pohon besar didalamnya merupakan dirimu, babi yg memakan buahnya adalah Dahri dan harimau yg keluar dr pohon adalah aku.
Berangkatlah, saya akan turut menemani Tuan Guru. Dengan berkat cita2 Tuan Guru, saya akan patahkan hujahnya.”

Sheikh Hammad gembira dengan kata-kata Imam Abu Hanifah itu, lalu pergi bersama ke Masjid Jami’ Baghdad. Kemudian, Khalifah tiba di samping orang telah berkumpul di sana. Si Dahri datang dan terus naik ke mimbar serta bertanya:

“Siapakah di kalangan kamu yang akan menjawab soalan-soalanku?”

Imam Abu Hanifah menjawab: “Nyatakan saja pertanyaanmu, orang yang tahu akan menjawabnya.”

Si Dahri: “Siapakah engkau ini, wahai anak kecil? Engkau bercakap denganku sedangkan orang-orang yang ada kemegahan, orang tua, berserban besar, berpakaian dg berlengan baju yang luas tidak mampu berdebat denganku. Sedangkan kamu yang masih kecil, masih mentah.”

Imam Abu Hanifah: “Allah Taala tidak memberikan ketinggian dan kebesaran kepada orang yang berserban besar, berpakaian penuh kemegahan dan berlengan baju yang luas, tetapi Allah memberi kepada para ulama seperti firman-Nya, bermaksud:

Dan Allah memberikan kepada orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa darjat.    (Surah Al-Mujadalah :11)

Si Dahri: “Engkaukah yang akan menjawab soalan-soalanku?”

Imam Abu Hanifah: “Aku akan menjawab dengan taufiq Allah.”

Si Dahri pun mula bertanya: “Adakah Allah itu wujud?”

Imam Abu Hanifah: “Ya.”

Si Dahri: “Di mana?”

Imam Abu Hanifah: “Allah tidak bertempat.”

Si Dahri: “Bagaimana mungkin Dia wujud tapi tidak bertempat?”

Imam Abu Hanifah: “Dalilnya ada pada diri anda.”

Si Dahri: “Mana dia?”

Imam Abu Hanifah: “Bukankah kamu mempunyai nyawa?”

Si Dahri: “Memang.”

Imam Abu Hanifah: “Di manakah tempat nyawa atau roh kamu itu? Di kepala kamukah? Atau di perut kamu? Atau di kaki kamu?”

Si Dahri tercengang-cengang tidak tahu jawab. Kemudian Imam Abu Hanifah menyebutkan pula tentang air susu dengan mengatakan:

“Bukankah air susu itu mempunyai lemak?”

Si Dahri: “Ya.”

Imam Abu Hanifah: “Di manakah terletaknya lemak itu di dalam susu? Adakah di sebelah atas atau di sebelah bawah?”

Sekali lagi Si Dahri tidak dapat menjawab.

 Imam Abu Hanifah menambah: “Sebagaimana roh juga tidak bertempat di dalam tubuh, lemak tidak bertempat di dalam susu, maka Allah juga tidak bertempat di alam ini.”

Si Dahri menyoal lagi: “Apa yang ada sebelum Allah dan apa yang ada setelahNya?”

Imam Abu Hanifah: “Tiada sesuatu sebelum Allah dan tiada sesiapa setelahNya.”

Si Dahri: “Bagaimana dapat memahami tiada sesuatu yang mendahului yang wujud dan tiada sesuatu setelahnya?”

Imam Abu Hanifah: “Buktinya ada pada anggota badanmu.”

Si Dahri: “Apa dia?”

Imam Abu Hanifah: “Tiada sesuatu pun yang mendahului ibu jari tanganmu. Dan tiada sesuatu pun yang ada setelah jari kelingkingmu. Begitu jugalah dengan Allah Taala. Tiada sesuatu sebelum-Nya dan tiada sesuatu setelah-Nya.”

Si Dahri: “Ada satu lagi soalan yang ingin aku tanyakan.”

Imam Abu Hanifah: “Kemukakanlah, Insya Allah aku akan menjawabnya.”

Si Dahri: “Apakah yang dilakukan oleh Allah sekarang?”

Imam Abu Hanifah: “Cara engkau bertanya tidak benar. Sepatutnya orang yang menjawab mesti berada di mimbar dan orang yang bertanya berada di bawah. Aku akan menjawab jika aku berada di mimbar dan engkau turun ke bawah.”

Si Dahri pun turun, Imam Abu Hanifah naik ke atas mimbar. Setelah beliau duduk, si Dahri itu pun bertanyakan soalan tadi.

Imam Abu Hanifah menjawab: “Inilah yang Allah Taala lakukan sekarang. Dia menurunkan yang batil seperti kamu dari atas ke bawah dan menaikkan yang hak sebagaimana aku dari bawah ke atas.”

Si Dahri dikalahkan opeh abu hanifah.
Bergema seluruh kota Baghdad dengan takbir 'ALLHU AKBAR' diatas kemenangan Imam Abu Hanifah. Sejak itu nama Imam Abu Hanifah harum sebgai ilmuan Islam walau pada usia yang sangat muda.

Sumber: kitab 'AQIDATUN NAJIN

Sabtu, 23 Februari 2019

BAG VII CABANG SYI'AH IMAMIYAH (Al Baqiriyah)

BAG VII
CABANG SYI'AH IMAMIYAH 

Oleh Ujoeng Tumbak

3. Baqiriyah

Sekte ini adalah mereka yg menetapkan imamah hanya sampai kepada Muhammad bin Ali, atau lebih dikenal dg nama AL-BAQIR. Nama lengkap beliau adalah Muhammad Baqir bin Ali bin Husain Bin Ali Bin Abi Thalib.




Menurut mereka, tampuk kepemimpinan setelah Saidina Ali diserahkan kpd putranya Hasan dan Hasan menyerahkannya kpd Husain kemudian Husain menyerahkan kpd Ali, dan Ali menyerahkan kpd Muhammad Al baqir.

Dalam dakwaan mereka, bahwa muhammad Albaqir inilah Imam Mahdi yg di tunggu2 ummat. Hal ini krn mereka berpedoman kpd perkataan Nabi terhadap Jabir  bin Abdillah Al Anshariy " sesungguhnya kau akan berjumpa dengannya, jika kau berjumpa maka bacakan salamku untuknya".

Jabir merupakan seorang Sahabat Nabi yg meninggal di Madinah, pada akhir hidupnya jabir buta matanya, dan beliau berjalan-jalan di Madinah seraya mengatakan "ya Baqir ya Baqir kapan engkau akan berjumpa denganku?".
Maka pada suatu hari di madinah,  lewat seorang budak kecil, maka beliau bertanya kpd akan kecil tersebut: " siapakah ini? Maka anak kecil tadi berkata " ini adalah Muhammad Albaqir bin Ali bin Husain Bin Ali bin Abi Thalib, maka jabir memeluknya dan berkata " wahai anakku, kakekmu Rasulullah mengucapkan Salam untukmu, kemudian jabirpun meninggal dunia pada malam itu.

Maka dari kisah diatas yakni Rasulullah mengirim salam kpd Al Baqir, para sekte Baqiriyah menjadikan hal ini sebagai dalil jika Albaqir adalah Almahdi yg ditunggu tunggu.

Kami katakan (pengarang kitab Alfarqu Bainal Firaq) Rasulullah juga mengirim salam kepada Saidina Ali dan saidina Umar,  Namun pengiriman salam tersebut tidak bisa dijadikan bukti jika itu adalah Almahdi.

Dalam faham mereka Albaqir masih hidup sampai sekarang.
Padahal sebagaimana telah masyhur riwayat jika Muhammad Albaqir telah meninggal sebagaimana masyhur riwayat meninggalnya Uwais Al Qaraniy di Siffain

Nama Lengkap Uwais ialah Uwais bin 'Amir Alqaraniy beliau adalah seorang ahli ibadah lagi zuhud.

Maka jauhilah sekte ini, krn sebenarnya Muhammad Al Baqir sendiri berlepas diri dari mereka.




Sebelumnya

Jumat, 22 Februari 2019

BAG VI CABANG SYI'AH IMAMIYAH (Muhammadiyah)

BAG VI
CABANG SYI'AH IMAMIYAH

Oleh: Ujoeng Tumbak

2. Muhammadiyah
Cabang syi'ah imamiyah dr sekte ini adalah mereka yg menunggu kehadiran Muhammad bin Abdullah bin hasan bin hasan bin Ali bin Abi thalib (almahdi).




Dalam anggapan sekte ini, almahdi mereka sudah lahir pada pertengahan abad ke 2 hijriah (sekitar tahun 150 h) dan dalam anggapan mereka beliau masih hidup sampai sekarang jika di perkirakan maka umur imam mahdi mereka telah mencapai 1250 tahun.. dan beliau sekarang berada di gunung hajir kawasan nejd, beliau akan keluar pada saatnya.

Kata Al mughirah bin sa'id al 'ijliy saat muhammad bin abdillah bin hasan bin hasan bin Ali bin abi thalib keluar, maka pertama kali beliau akan menguasai madinah, selanjutnya makkah kemudian menguasai saudaranya ibrahim bin abdillah di bashrah.
 Kemudian juga menguasai saudaranya yg ke tiga idris bin abdillah di kawasan maghrib.

Tentunya ini sangat melenceng dr faham ahlussunnah wal jama'ah tentang imam mahdi.




Padahal sebenarnya, muhammad bin abdillah, ibrahim bin abdillah, idris bin Abdillah dan Abdillah sendiri sudah meninggal dunia.

Hal ini karena khalifah mansur memerintahkan isa bin musa untuk memerangi mereka, maka muhammad bin Abdillah dibunuh di madinah, ibrahim bin abdillah di bunuh di bab Hamrain (16 farsakh dr kufah), idris bin abdillah meninggal di wilayah timur dan abdillah sendiri dikuburkan di Qadisiyah.



Maka tatkala meninggal Muhammad bin Abdillah

Maka mughaiyirah terpecah menjadi 2 kelompok:

1. Mereka mengakui kematian muhammad bin abdillah yg kemudian berbaiat kpd mughirah bin sa'id al ijliy.

2. Mereka tidak mengakui kematian muhammad bin abdillah, hanya saja  dia menghilang dr penglihatan manusia dan akan keluar pada saatnya. Yang namun kelompok ini juga ikot mugirah untuk sementara waktu.

Dalam sekte Muhammadiyah ini, ada seorang bernama Jabir bin Yazid Al Ju'fa, inilah orang yg mengatakan "orang yg telah meninggal akan kembali ke dunia ini sebelum qiyamat". Dg makna, walaupun muhammad bin abdillah sudah meninggal kelakakan hidup kembali.

Ashab kelompok ini mengatakan:
"Yg dibunuh di madinah bukanlah muhammad bin abdillah, tetapi satu syaithan yg menyerupai manusia (muhammad bin abdillah) dan syithan itulah yg dibunuh, begitupula yg dibunuh dikarbala bukan husaein tetapi syaithan yg menyerupainya".


Sebelumnya

Selanjutnya


AMALAN AGAR SELAMAT IMAN KETIKA SAKARATUL MAUT

🔔 FAEDAH🔔 فائدة عن سيدى عبد الوهاب الشعرانى نفعنا الله به أن من واظب على قراءة هذين البيتين فى كل يوم جمعة توفاه الله على الإسلام م...