Translate

Selasa, 23 Oktober 2018

I'TIQAD 7O BAG III



Sifat yg ke 5 dr sifat 20:

5. قيامه بنفسه lawannya احتياج الى محل او محدث

Masih dalam sifat salbiyah yakni qiyamuhu binafsihi.

Qiyamuhu binafsihi maknanya Allah Berdiri dg Sendirinya (dg Zat Allah sendiri).
Dalam artian Allah Ta'ala tidak membutuhkan Apapun baik tempat maupun makhluq.

Lawan dr sifat ini ialah ihtiyaju ila mahal aw muhdis, artinya Allah butuh kpd tempat atau butuh kpd makhlud (ciptaanNya sendiri).

LAGI-LAGI DG SIFAT INI MAKA TERTOLAKLAH AQIDAH MUJASSIMAH YG MENGATAKAN ALLAH BERTEMPAT DI ARASY.

DALAM HAL INI MEREKA MENJUAL NAMA SALAF, PADAHAL PARA ULAMA SALAF BERLEPAS DIRI DARI MEREKA MUJASSIMAH (MUSYABBIHAH / WAHHABIYAH).

Dalil qiyamuhu binafsih
Dalil Aqli
Jika seandainya Allah membutuhkan tempat atau membutuhkan makhluq, maka berarti Allah itu sama seperti makhluq yg membutuhkan tempat dan makhluq. Padahal Allah dg Makhluq itu berbeda.
Maka mustahil Allah membutuhkan tempat atau makhluq.

Dalil Naqli
ان الله لغنى عن العالمين
"Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (Tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam" (Al Ankabut ayat 6).


Sifat yg ke 6 dr pd sifat 20 yg wajib pada haq Allah Ta'ala

6. وحدنية  lawannya تعدد

Wahdaniyah merupakan sifat salbiah yg ke 5 yakni yg terakhir.

Wahdaniyah ialah Esa Allah Ta'ala, baik pada zat, sifat maupun perbuatanNya.

Dalam Artian Allah Ta'ala itu zatnya hanya satu, begitu pula sifat dan perbuatan Allah yg Esa, dg makna tidak ada yg sama dg zat, sifat dan perbuatan Allah Ta'ala.

Lawan dari wahdaniyah ialah ta'addud, artinya Allah ta'ala lebih dr satu, baik pada zat, sifat dan perbuatan.
Dan ini mustahil pada Allah Ta'ala.

Dalil

Dalil Aqli.
Jika seandainya Allah itu dua, maka akan terjadi perselisihan diantara mereka.
Jika merekapun sepakat, tentunya berarti mereka lemah, krn memerlukan kpd yg satu lagi. Maka mustahil Allah itu dua atau lebih.

Dalil Naqli
قل هو الله احد
"Katakanlah Hay Muhammad bahwa Allah itu Satu"
Q.s. al ikhlash ayat 1


Senin, 22 Oktober 2018

I'TIQAD 70 BAG II



Sifat Yang Wajib Pada Allah dan Yg Mustahil Serta Dalil Aqli dan Dalil Naqli

2. قدام (qidam) lawannya adalah حدث (baharu)

Qidam merupakan sifat salbiyah, yakni sifat untuk menolak hal yg tidak layak terhadap Allah Ta'ala.

qidam adalah sedia , sedia maksudnya ialah wujudnya Allah tidak mengikat karena zaman yg telah lalu, dalam artian Allah itu ada tanpa di dahului oleh tiada.

Atau lebih tepatnya makna qidam ialah
لا اول لوجود الله تعالى
Tiada permulaan bg wujudnya Allah.

Sedangkan hudus maknanya baharu, yakni dari tiada menjadi ada, dr ma'dum menjadi Maujud.

Dalilnya:

Dalil Aqli:
Allah merupakan pencipta segala makhluq, jikalau ada makhluq sebelum Allah,  maka berarti Allah itu Baharu (dr tiada menjadi ada), sedangkan baharu merupakan sifat makhluq.
 Maka mustahil Allah bersifat dg sifat baharu, krn Aplah adalah Khaliq (pencipta).

Dalil Naqli:
هو الاول والاخر والظاهر والباطن وهو بكل شيئ عليم
Dialah yg awal dan yg akhir dan yg dzahir dan yg bathin dan DiaNya Allah itu mengetahui dg tiap2 sesuatu.

3. بقاء lawannya فناء

Baqa' juga sifat salbiyah.

Baqa' artinya
لا اخر لوجود الله تعالى
Tiada akhir bg wujud Allah, dalam artian Allah itu Kekal selama-lamanya.

Sedangkan Fana' maknanya binasa, dalam artian suatu saat akan hancur/mati/hilang/Tidak kekal.

Dalilnya:

Dalil Aqli:
Jika seandainya Allah  Fana, maka Allah sama dg Makhluq yakni suatu saat akan mati, jika Allah sudah mati, maka siapa yg akan mengatur alam ini???
Oleh krn itu jika kita mengatakan Allah tidak kekal maka sangatlah mustahil, krn fana itu sifat makhluq, bukankah khaliq dan makhluq itu tidak sama?.

Dalil Naqli:
كل شيئ هالك الاوجهه
Setiap sesuatu akan hancur, kecuali DZAT ALLAH.



4. مخالفته للحوادث lawannya مماثلته للحوادث

Mukhalafah lilhawadits masih termasuk kedalam sifat salbiyah, yakni sifat untuk menolak hal yg tidak layak bagi Allah.

Makna mukhalafatuhu lil hawadits ialah, Allah tidak serupa/ tidak sama dg makhluq.
Tidak serupa dalam segala hal, baik zat, sifat dan perbuatan.

Makhluq Adalah alam, sedangkan makna Alam
 هو ما سوى الله
Yang bukan Allah Ta'ala itulah Alam.

Lawan dr sifat ini ialah mumatsalatu lil hawadis, yakni sama dg makhluq.

Maka dg sifat mukhalafah lil hawadits inilah tertolak faham MUJASSIMAH yakni faham yg menjisimkan Allah (mengatakan Allah berbentuk/bertubuh).
Dan tertolak pula cabang dr faham mujasssimah seperti JAHWIYAH yg menetapkan Arah (atas) bg Allah.
Mungkin lebih tepatnya sekarang dinamai WAHHABIYAH.

Dalam kitab HASYIYAH AD DUSUKI pada pembahasan sifat mukhalafatuhu lil hawadits halaman 83 dijelaskan:

واعلم ان من اعتقد ان الله جسم كالاجسام فهو كافر
ومن اعتقد انه جسم لا كالاجسام فهو عاص غير كافر
والاعتقاد الحق اعتقاد ان الله ليس بجسم
"KETAHUILAH, Bahwa barang siapa yg meyakini Allah itu berjisim seperti beberapa jisim, maka dia telah kafir.
Dan barang siapa yg meyakini Allah itu berjisim namun tidak seperti jisim yg lain maka dia telah bermaksiat tanpa kafir.
Dan keyakinan yg benar ialah yg meyakini Allah itu tidak berjisim".

Sedangkan masalah JAHWIYAH yakni faham yg menetapkan arah (atas) bg Allah, para ulama berbeda pendapat dalam menghukumi mereka kafir,, namun pendapat yg muktamat mereka tidak kafir.

Dalil tentang mukhalafah lil hawadits.

Dalil Aqli
Jika seandainya Allah serupa dg makhluq, sebagaimana kita tahu bahwa makhluk itu baharu, artinya suatu saat akan binasa, maka Allah juga baharu sbb Allah sama dg Makhluq.

Sedangkan Allah itu tidaklah baharu, sebab Allah itu bersifat dg sifat baqa' dan qidam, Sedangkan sifat makhluq berobah2 dan binasa.
Maka mustahil Allah sama dg makhluq.

Dalil Naqli
ليس كمثله شيء وهو السميع البصير
Allah tidak serupa dg sesuatu apapun, dan Allah itu maha mendengar lagi maha melihat.

Not:
Kaf (ك) yg terdapat dalam ayat diatas adalah kaf ziyah, kaf ziyadah disana tidak diartikan, jika diartikan akan berakibat fatal.

Jika kita artikan maka artinya SEPERTI MISILNYA ALLAH (Allah memiliki Misil).
Maka pengartian seperti ini sangatlah bathil (tertolak).



KESESATAN AQIDAH SYI'AH

Secara bahasa Syi’ah berarti pengikut, sedangkan pengertian Syi’ah yang sebenarnya adalah orang-orang yang mengkuti Saidina ‘Ali kwj dan kelurga nabi, mereka mengatakan, pemimpin sesudah Rasulullah adalah Saidina ‘Ali kwj dan khalifah yang lebih berhak sesudah Nabi Muhammad wafat adalah Saidina ‘Ali kwj.

            Tidak lengkap kita membicarakan Syi’ah tanpa menyebutkan nama Abdullah bin Saba’. Karena  dengan peran dan jasanyalah syi’ah berkembang. Dialah sebenarnya sutradara berkobarnya fitnah terhadap Saidina Usman bin Affan.
            Abdullah bin Saba’ adalah seorang pendeta Yahudi dari Yaman yang berpura-pura masuk Islam pada masa akhir pemerintahan Khalifah Usman ra. Dan Dialah orang yang pertama kalinya mengatakan bahwa Saidina ‘Ali menerima wasiat dari Nabi Tentang jabatan Khalifah, dan beliau akan kembali kedunia ini untuk menghukumi lawan-lawannya, dan Ibnu Saba’ adalah orang yang pertama kali memaki-maki tiga khalifah sebelum ‘Ali dan sahabat-sahabat Nabi yang lain.
            Dalam buku berjudul “Mengapa Kita Menolak Syi’ah’ Halaman 30 dijelaskan. Dasar-dasar Arkanul Iman menurut faham Syi’ah Imamiyah Itsinaa ‘Asyariyah adalah:
1.      Percaya kepada Ke-Esaan Allah
2.      Pecaya kepada Keadilan
3.      Percaya kepada Kenabian
4.      Percaya kepada Imamah
5.      Percaya kepada Hari Ma’ad/Kiamat
Imamah ialah pemimpin yang berhak sesudah Rasulullah wafat. Mereka meyakini dengan konsep Imam Dua Belas. Berikut nama-nama Imam Dua Belas menurut faham Syi’ah Imamiyah Itsinaa ‘Asyariyahsebagaiman yang tertulis dalam Tafsir Wal Mufassirun Jilid 3 halaman 23-25:
1.      Ali bin Abi Thalib ( Wafat Tahun 40 H )
2.      Hasan bin Ali (lahir 3 H, wafat 50 H)
3.      Husain bin Ali (lahir 4 H, wafat 61 H)
4.      Ali bin Husain/Zainal Abidin (lahir 38 H, wafat 95 H)
5.      Muhammbad Al Baqir bin Ali Zainal Abidin (lahir 57 H, wafat 114 H)
6.      Ja’far Shadiq bin Muhammad Al Baqir (lahir 80 H, wafat 148 H)
7.      Musa Al Kadzim  bin Ja’far Shadiq (lahir 128 H, wafat 183 H)
8.      Ali Ar Ridha bin Musa Al Kadzim (lahir 153 H, wafat 203 H)
9.      Muhammad Al Jawad bin Ali Ar Ridha (lahir 195 H, wafat 220 h)
10.  Ali  Al Hadi bin Muhammad Al Jawad (lahir 214 H, 254 H)
11.  Hasan Al ‘Uskari bin Ali Al Hadi (lahir 231 H, wafat 260 H)
12.  Muhammad Al Mahdi bin Hasan Al ‘Uskari/ Imam Mahdi (mulai bersembunyi Tahun 260 H sampai sekarang)
Kalau kita memakai logika kita, pada adat mungkin tidak seorang hidup  lebih 1000 tahun??
            Pada permasalahan Imam Mahdi, ini juga berbeda dengan Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Turmizi, Abu Daud, Ibnu Majah dan lainnya yang mengatakan Imam mahdi adalah keluarga Nabi, namanya seperti nama nabi dan nama bapaknya seperti nama bapak Nabi yakni Muhammad bin Abdullah. Sedangkan Imam Mahdi menurut syi’ah bernama Muhammad Bin Hasan Al ‘Uskari.
            Muhammad Husain Adz Dzhabi dalam kitabnya berjudul “Tarsir Wal Mufassirun” jilid 2 halaman 8 dijelaskan:
Kemasyhuran Kaum Syi’ah ialah dengan empat macam, yaitu Maksum, Al Mahdi, Raj’ah dan Taqiyah.
1.      Maksum: Yakni mereka meyakini yang bahwasanya para Imam Dua Belas mereka terpelihara dari dosa besar dan dosa kecil. Hal ini berbeda dengan faham Ahlussunnah Wal Jama’ah yang hanya menganggap maksum kepada para Nabi dan Rasul Allah.
2.      Imam Mahdi: Yakni mereka meyakini kelak Imam Mahdi akan Keluar untuk menegakkan keadilan dan memasuki tempat para Imam.
3.      Raj’ah: Mereka mengiktikad bahwasanya pada saat Imam Mahdi sudah zahir, maka Nabi Muhammad saw, Ali, Hasan, Husain bahkan seluruh Imam akan bangkit lagi ke dunia ini untuk mengadili Abu Bakar dan Umar untuk di qishaskan, Kemudian mereka semua wafat lagi dan akan hidup kembali pada Hari qiyamat.
4.      Taqiyah: Adalah berbohong dan ini merupakan Asas bagi mereka kaum syi’ah dan satu juzu’ dari pada bagian agama untuk mendustakan manusia, bahkan ada yang mengatakan, Taqiyah merupakan seper tiga dari agama menurut mereka. Hal ini terus mereka lakukan sebelum keluar Imam Mahdi dari tempat persembunyiannya.
Banyak sekali akidah syi’ah yang menyimpang dan berbeda dari Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah. Dan banyak pula akidah syi’ah yang membawaki kepada kekufuran, diantaranya sebagaimana yang telah disebutkan dalam kitab “Tuhfatur Raghibin” halaman 9:
1.      Mereka mengiktikad, bahwa Saidina Ali kwj turun dari langit dengan bentuk awan ketuhanan dan kemudian menyerupai manusia. Kemudian Dia mengerjakan beberapa pekerjaan ketuhanan lalu naik lagi kelangit. Iktikad yang seperti ini adalah iktikad kaum Nasrani.
2.      Mereka menganggap, bahwa Saidina Ali yang sepatutnya menjadi Nabi. Malaikat Jibril Membawa wahyu kepada Muhammad adalah suatu kesalahan. Maka iktikad semacam ini dapat membawaki kepada kekufuran, karena bertentangan dengan Nash Al-Qur’an
وما محمد الا رسول
3.      Mereka mengiktikad, bahwa saidina Ali itu bermusyarikat dengan Muhammad pada kenabian.
4.      Mereka mengiktikad, bahwa khalifah yang semestinya adalah Saidina Ali dan seluruh keturunannya, dan mereka juga melaknat Abu Bakar, Umar, Usman dan sahabat Nabi yang lainnya.
5.      Mereka mengiktikad, bahwa ruh apabila sudah keluar dari satu badan, maka akan masuk kedalam lembaga yang lain (tubuh).
6.      Dan sebagian dari pada iktikad mereka, bahwa Saidina Ali akan kembali lagi kedunia ini seperti dahulu, dan akan menuntut balas segala lawannya. Dan beliau sekarang berada di awan, guruh dan kilat adalah suara ancamannya. Kaum syi’ah saat terjadi gemuruh dilangit dan petir, maka mereka menjawab عليك السلام يا امير المؤمنين sebagaimana yang tertulis dalam Tafsir Wal Mufassirun.

AMALAN AGAR SELAMAT IMAN KETIKA SAKARATUL MAUT

🔔 FAEDAH🔔 فائدة عن سيدى عبد الوهاب الشعرانى نفعنا الله به أن من واظب على قراءة هذين البيتين فى كل يوم جمعة توفاه الله على الإسلام م...