Translate

Minggu, 28 September 2014

Wahhabi ideology REFUSE: GOD SAYS THAT WHEN sky prays (Why raise your hands to the sky ???)


بسم الله الرحمن الرحيم

One of the scholars of Al Azhar, Al Muhaddith Shaykh Ahmad ibn Siddiq al Ghumari Al Maghribi (1380 H) has set out the reasons why it is prescribed raised my hands to the sky while praying.

In his essay, Al Manhu Al Mathlubah fi fi Istihbabi Raf'i Al Yadaini Ad Du'a` ba'da As Shalawati Al Maktubah (p.61), he said, "If anyone says, 'if Allah Ta'ala is free of direction, then why raise your hands to the sky when praying? '"

She answered that question with an answer of Imam At Thurthusi (529 H), scholars Malikiyah of Alexandria, as detailed in As Sadah al Muttaqin Ithaf, Sharh Ihya Ulum Ad Din (5 / 34,35).

In that answer, At Thurthusi give two answers:

First: It has something to do with the problem ubudiyah, such as facing the Qiblah while praying, and put his forehead on the earth while prostrating, which also purify God of place, be it the Kaba or place of prostration. So, as if the sky is a mecca while praying.

Second: Because the sky is the decline rizki, grace and blessing, as rain fell from the sky to the earth. Similarly, the sky is the place of the angels, God decides the order in which it was drawn to them, until they lowered it to the inhabitants of the earth.

In summary, the sky is the implementation of the decision, then the prayer addressed to the sky.
Answer At Thurtusi above actually refers to the answer Al Qadi Ibn Qurai'ah (367 H), when asked by Al Wazir Al Muhallabi (352 H), a minister of Baghdad that is very close to the scholars.

Where an Al Muhallabi when asked, "I saw you raise your hands to the sky and lowered her forehead to the earth, in which the actual He (Allah Ta'ala)?

Ibn Qurai'ah replied, "Actually we raised my hand to places rizki downs. And degrading our forehead-forehead to the expiration of our bodies. The first to ask rizki, the second to avoid the ugliness of death. Have not you heard the word of Allah Ta'ala (the meaning): "And in the sky you good luck and promised nothing." (Ad Dzariayat: 22). And Allaah says (which maknya), "From it We created you, and to him we return it to you." (Taha: 55).
_______________________


Quoted from Al Manhu Al Mathlubah fi fi Istihbabi Raf'i Al Yadaini Ad Du'a` ba'da As Shalawati Al Maktubah, Maktab Al Mathbu'at Al Islamiyah, cet 2 (2004) with tahqiq Al Muhaddith Sheikh Abdu Al Fattah Abu Ghuddah .

DALIL ZIKIR SAMBIL GELENG-GELENG KEPALA ( MENJAWAB FITNAH WAHABI )

بسم الله الرحمن الرحيم

Kebiasaan dan pada umumnya, bergerak-gerak dan tergeleng-geleng kepala Saat Dzikir (kalimah Tauhid). Sebenarnya semua ini punya sebab, alasan dan dalil. Salah Satu Antaranya ialah riwayat Sayyidina Ali Rodhiyallohu Anhu yang mensifatkan perlakuan para sahabat antaranya:- "para sahabat apabila mereka pagi-pagi Berdzikrulloh dalam keadaan bergerak (bergoyang) seperti goyangan berayunan pohon-pohon berangin."
Perkara ini juga disebut oleh Mufti Syaikh Ahmad bin Muhammad Sa`id dalam kitabnya "Faraa-idul Maatsir al-Marwiyyah lith Thoriqah al-Ahmadiyyah" sebagai berikut:- Al-Hafidz Abu Nu`aim meriwayatkan bahawa as-Sayyid al-Jalil al-Fudhail bin 'Iyyadh berkata:- "Sahabat-sahabat Rasulullah Sholallohu alaihi. Apabila berzikir mereka menggerakkan badan condong ke kiri ke kanan seperti pohon kayu yang condong ditiup angin kuat."
Cara berdzikir mengenai cara ini, hendaklah ia menggerakkan tubuh badannya condong ke sebelah kanan memulakan dengan perkataan nafi "La" (daripada ayat tahlil La ilaha illa Allah) di sebelah kanan kerana nafsu yang condong kepada kejahatan ada di sebelah kanan. Kemudian menyebut lafaz "Allah" ketika badannya condong ke sebelah kiri, supaya hati menerima segala cahaya dan rahsia lafadz "Allah".
Contoh Zikir dengan Menggerakan kepala kanan ke kiri itu dengan istinbatnya pada firman Allah kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat) (QS.AL-A'raaf:17)
Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan oleh syaitan; sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (QS.Az-Zukhruf:62)
itulah kenapa harus menggerakkan kepala dzikir
Gerakan dzikir ke atas maksudnya untuk menepiskan iblis yang menyerang dari depan dan belakang,gerakan dzikir ke kanan dan ke kiri untuk menepiskan iblis yang ada di kanan dan kiri. dan mengucapkan dzikir dan suara keras dan berulang-ulang agar sampai menembus dan menggetarkan qalbu sehingga qalbu ikut berdzkir dan mengingat allah
Imam Jalal al-Din Suyuti ra di tanya tentang "sekelompok sufi yang berkumpul menari untuk sesi zikir," maka ia menjawab: Bagaimana MUNGKIN MEMV0NIS TERKUTUK DAN SESAT KEPADA ORANG YANG berdzikir sambil berdiri, atau berdiri saat berdzikir, Imam Jalalud din Suyuti (Rahimuhullah) di Al Hawi lil Fatawi,JUZ 2 / 234) CET Maktaba al Asriyyah, Beirut, Lebanon).
Imam Nawawi berkata: "Menari tidak melanggar hukum SYARA, kecuali gerakan WANITA DGN LUNGGAK LENGGOK DAN TAK SEN0N0H. Dan diperbolehkan menyanyikan SYAIR DAN DZIKIR. "[Minhaj di talibin wa`umdat al- Muttaqin. CET Cairo THN 1338/1920. Mustafa al-Babi al- Halabi]
Begitulah wahai saudara para aulia dan ulama kita mereka punya cara sendiri dalam berdzikir dan begitu juga alam ini ketika mereka bertasbih dan mengingat allah juga punya cara tersendiri..



MENOLAK FAHAM WAHABI: YANG MENGATAKAN ALLAH DILANGIT SAAT BERDO'A ( Kenapa menengadahkan tangan ke Langit ??? )

بسم الله الرحمن الرحيم

Salah satu ulama Al Azhar, Al Muhaddits Syeikh Ahmad bin Shiddiq Al Ghumari Al Maghribi (1380 H) telah menyebutkan alasan kenapa disyariatkan menengadahkan tangan ke langit saat berdoa.
Dalam karangan beliau, Al Manhu Al Mathlubah fi Istihbabi Raf’i Al Yadaini fi Ad Du’a` ba’da As Shalawati Al Maktubah (hal.61), beliau mengatakan,”Jika ada yang mengatakan,’kalau Allah Ta’ala terbebas dari arah, lantas kenapa menengadahkan tangan ke langit saat berdoa?’”
Beliau menjawab pertanyaan itu dengan jawaban Imam At Thurthusi (529 H), ulama Malikiyah dari Iskandariyah, yang termaktub dalam Ithaf As Sadah Al Muttaqin, syarah Ihya Ulum Ad Din (5/34,35).
Dalam jawaban itu, At Thurthusi memberikan dua jawaban:

Pertama: Hal itu berkenaan dengan masalah ubudiyah, seperti menghadap kiblat saat melaksanakan shalat, dan meletakkan kening ke bumi saat sujud, yang juga mensucikan Allah dari tempat, baik itu Ka’bah maupun tempat sujud. Sehingga, seakan-akan langit merupakan kiblat saat berdoa.

Kedua : Karena langit adalah tempat turunnya rizki, rahmat dan keberkahan, sebagaimana hujan turun dari langit ke bumi. Demikian pula, langit merupakan tempat para malaikat, dimana Allah memutuskan maka perintah itu tertuju kepada mereka, hingga mereka menurunkannya ke penduduk bumi.

Ringkasnya, langit adalah tempat pelaksanaan keputusan, maka doa ditujukan ke langit.
Jawaban At Thurtusi di atas sejatinya merujuk kepada jawaban Al Qadhi Ibnu Qurai’ah (367 H), saat ditanya oleh Al Wazir Al Muhallabi (352 H), seorang menteri Baghdad yang amat dekat dengan para ulama.

Dimana suatu saat Al Muhallabi menanyakan,“Saya melihatmu menengadahkan tangan ke langit dan merendahkan kening ke bumi, di mana sebenarnya Dia (Allah Ta’ala)?

Ibnu Qurai’ah menjawab,”Sesungguhnya kami menengadahkan tangan ke tempat-tempat turunnya rizki. Dan merendahkan kening-kening kami ke tempat berakhirnya jasad-jasad kami. Yang pertama untuk meminta rizki, yang ke dua untuk menghindari keburukan tempat kematian. Tidakkah engkau mendengar firman Allah Ta’ala (yang maknanya),”Dan di langit rizki kalian dan apa-apa yang dijanjikan.” (Ad Dzariayat: 22). Dan Allah Ta’ala berfirman (yang maknya),”Darinya Kami ciptakan kalian, dan padanya Kami kembalikan kalian.” (Thaha: 55).
_______________________


Dinukil dari Al Manhu Al Mathlubah fi Istihbabi Raf’i Al Yadaini fi Ad Du’a` ba’da As Shalawati Al Maktubah, Maktab Al Mathbu’at Al Islamiyah, cet 2 (2004) dengan tahqiq Syeikh Al Muhaddits Abdu Al Fattah Abu Ghuddah.

AMALAN AGAR SELAMAT IMAN KETIKA SAKARATUL MAUT

🔔 FAEDAH🔔 فائدة عن سيدى عبد الوهاب الشعرانى نفعنا الله به أن من واظب على قراءة هذين البيتين فى كل يوم جمعة توفاه الله على الإسلام م...